[caption id="attachment_323562" align="aligncenter" width="427" caption="(Doc.Pribadi) Pintu Gerbang Papuma"]
Sebuah pintu gerbang bertuliskan ‘ Selamat Datang di Wahana Rekreasi Alam Tanjung Papuma’ menyambutku . Mulailah aku menyusuri  jalan sepanjang 5 km itu sebelum tiba di kawasan Pantai Papuma yang sebenarnya merupakan singkatan dari Pasir Putih Malikan.  Setelah melewati  hamparan persawahan, gunung dan hutan jati, aku tiba di ujung jalan yang merupakan pertigaan. Ke kiri arah Pantai Watu Ulo, ke kanan Papuma. Aku langsung belok kanan ke arah Papuma. Di Papuma ini akan bergabung rekanku dari group Jalan Kaki bernama Gilang yang bertempat tinggal di Desa genteng, Banyuwangi. Gilang akan bergabung denganku mulai dari Papuma, Alas Purwo, Ijen dan Baluran.
[caption id="attachment_323567" align="aligncenter" width="640" caption="(Doc.Pribadi)Pantai Papuma "]
[caption id="attachment_323569" align="aligncenter" width="427" caption="(Doc.Pribadi) Pantai Papuma "]
Setelah memarkir mobil, aku berjalan ke arah pantai yang diatasnya terbentang hamparan pasir putih yang sangat luas. Beberapa pengunjung terlihat sedang bermain bola. Sesaat aku mendapati diriku terkagum-kagum dengan keindahan pantai Papuma. Betapa tidak, hamparan pasir putih dan laut lepas berhias karang berbentuk unik serta barisan perahu nelayan yang berbentuk unik terombang ambing oleh hempasan ombak pantai selatan menciptakan lukisan alam yang sangat indah. Aku menyusuri hamparan pasir putih yang memanjang hingga 800 meter dan berakhir di sebuah bukit bernama Siti Inggil yang dipuncaknya terdapat sebuah gazebo. Ternyata puncak bukit itu adalah view point utnuk memandang bentangan laut selatan jawa dengan buih ombak berwarna putih yang semakin menambah keindahan panorama pantai yang luar biasa. Tak lama aku di bukit, Gilang datang dan bergabung denganku saat matahari dengan warna jingganya mulai turun pertanda malam akan segera tiba.
[caption id="attachment_323570" align="aligncenter" width="427" caption="(Doc. Pribadi) Pantai Papuma "]
Kami menuruni bukit Siti Inggil dan berjalan ke arah parkiran yang juga tempat kantor pengelola kawasan ini berada. Kami berencana menyewa sebuah home stay untuk menginap. Setelah bernegoisasi, sebuah homestay kayu dengan tariff 150 ribu semalam menjadi tempat tinggal kami malam itu. Setelah menikmati makan malam, kami memutuskan untuk beristirahat karena keesokan hari kami akan menuju ke sebuah tempat yang konon merupakan tempat terangker di Tanah Jawa, Alas Purwo!
[caption id="attachment_323571" align="aligncenter" width="640" caption="(Doc.Pribadi) Pantai Papuma "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H