Mohon tunggu...
Rahmat Hadi
Rahmat Hadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

@rahmathadi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tour De Java #3: Antara Makam Bung Karno dan Papuma

12 September 2014   18:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:53 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_323562" align="aligncenter" width="427" caption="(Doc.Pribadi) Pintu Gerbang Papuma"]

1410495972366189331
1410495972366189331
[/caption]

Sebuah pintu gerbang bertuliskan ‘ Selamat Datang di Wahana Rekreasi Alam Tanjung Papuma’ menyambutku . Mulailah aku menyusuri  jalan sepanjang 5 km itu sebelum tiba di kawasan Pantai Papuma yang sebenarnya merupakan singkatan dari Pasir Putih Malikan.  Setelah melewati  hamparan persawahan, gunung dan hutan jati, aku tiba di ujung jalan yang merupakan pertigaan. Ke kiri arah Pantai Watu Ulo, ke kanan Papuma. Aku langsung belok kanan ke arah Papuma. Di Papuma ini akan bergabung rekanku dari group Jalan Kaki bernama Gilang yang bertempat tinggal di Desa genteng, Banyuwangi. Gilang akan bergabung denganku mulai dari Papuma, Alas Purwo, Ijen dan Baluran.

[caption id="attachment_323567" align="aligncenter" width="640" caption="(Doc.Pribadi)Pantai Papuma "]

14104960641737181627
14104960641737181627
[/caption]

[caption id="attachment_323569" align="aligncenter" width="427" caption="(Doc.Pribadi) Pantai Papuma "]

1410496112309121565
1410496112309121565
[/caption]

Setelah memarkir mobil, aku berjalan ke arah pantai yang diatasnya terbentang hamparan pasir putih yang sangat luas. Beberapa pengunjung terlihat sedang bermain bola. Sesaat aku mendapati diriku terkagum-kagum dengan keindahan pantai Papuma. Betapa tidak, hamparan pasir putih dan laut lepas berhias karang berbentuk unik serta barisan perahu nelayan yang berbentuk unik terombang ambing oleh hempasan ombak pantai selatan menciptakan lukisan alam yang sangat indah. Aku menyusuri hamparan pasir putih yang memanjang hingga 800 meter dan berakhir di sebuah bukit bernama Siti Inggil yang dipuncaknya terdapat sebuah gazebo. Ternyata puncak bukit itu adalah view point utnuk memandang bentangan laut selatan jawa dengan buih ombak berwarna putih yang semakin menambah keindahan panorama pantai yang luar biasa. Tak lama aku di bukit, Gilang datang dan bergabung denganku saat matahari dengan warna jingganya mulai turun pertanda malam akan segera tiba.

[caption id="attachment_323570" align="aligncenter" width="427" caption="(Doc. Pribadi) Pantai Papuma "]

14104961671029444804
14104961671029444804
[/caption]

Kami menuruni bukit Siti Inggil dan berjalan ke arah parkiran yang juga tempat kantor pengelola kawasan ini berada. Kami berencana menyewa sebuah home stay untuk menginap. Setelah bernegoisasi, sebuah homestay kayu dengan tariff 150 ribu semalam menjadi tempat tinggal kami malam itu. Setelah menikmati makan malam, kami memutuskan untuk beristirahat karena keesokan hari kami akan menuju ke sebuah tempat yang konon merupakan tempat terangker di Tanah Jawa, Alas Purwo!

[caption id="attachment_323571" align="aligncenter" width="640" caption="(Doc.Pribadi) Pantai Papuma "]

14104961991009520687
14104961991009520687
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun