Mohon tunggu...
Rahmad Arbadilah Damanik
Rahmad Arbadilah Damanik Mohon Tunggu... Aktor - Penulis Lepas

Communication Student - Riau University

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mental Health dan Agama, Kontradiktif?

1 Agustus 2024   21:26 Diperbarui: 1 Agustus 2024   21:33 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak jarang apabila hal tersebut dibiarkan berlarut larut, akan menyebabkan dampak negatif seperti kurangnya semangat hidup, merasa bersalah, takut, merasa gagal/tak berguna, bahkan sampai Gila!

Maka untuk mencegah hal tersebut, islam telah mengajarkan setiap manusia untuk beriman kepada Takdirnya Allah. Apapun bentuknya. Percaya bahwa "Whatever happens to me is the best for me." Baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Selama kita sudah maksimal menjalani sesuatu hal, maka pasrah dan berbaik sangka kepada Allah adalah hal kedua yang mestinya dilakukan. Tapi kalau dikondisi itu memang beraat bangeeet ngeaplikasikannya.. ga semudah kata dan tulisan.. tapi memang begitulah, kita harus belajar lebih legowo lagi..

Tanpa menyampingkan tinjauan psikologis yang menjadi basic pembahasan isu ini, ternyata penyebab masalah mental health ini lebih kompleks lagi. Bahkan beberapa diantaranya sudah masuk kedalam ranah medis. Namun penulis menemukan beberapa kesamaan dari tinjauan psikologi, seperti:

"Trauma karena diskriminasi, bulliying, kekerasan rumah tangga, omongan dan penilaian orang lain, hutang, pengangguran, harapan yang tak tergapai, pernah melakukan kesalahan fatal di masa dulu, dll." 1

Beberapa hal tersebut ternyata bermuara pada 2 hal tadi, yakni past dan future.

Terus, ada ga solusi dari tinjauan islam? Baik spesifik maupun umum? Jawabannya ada:

Pertama dengan menguatkan tauhid/keimanan kita kepada Allah beserta Takdir-Nya. Seberat apapun kita berusaha, maka hasilnya telah Allah tetapkan. Dan apapun yang telah terjadi, punya hikmah untuk kebaikan kita. Karena sejatinya Allah lebih tau daripada kita.

Jadi teringat konsep stoikisme didalam buku Filosofi Teras yang intinya menyatakan bahwa "kita harus mensyukuri apa yang dimiliki dan terjadi sekarang. Juga ga perlu pusing akan hal-hal yang berada diluar kendali kita". Biar apa? Biar hidup lebih tenang pastinya.

Kedua dengan berdoa. Karena Allah 24 Jam siap mendengar keluh kesah kita, melihat kepasrahan diri kita yang lemah. Menujukkan bahwa kita ga bisa apa-apa tanpa bantuan Allah. Dengan berdoa, maka hati akan menjadi lega. Dengan berdoa, maka tidak ada kekecewaan nantinya.

Salah satu doa, untuk mencegah datangnya kesedihan dan kekhawatiran:

Artinya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun