Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Dinamika Psikologi Cinta: Antara Self-love, Narsisme, dan Cinta Sejati

3 Agustus 2023   16:56 Diperbarui: 3 Agustus 2023   21:04 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Therapim via kompas.com

Rasa kurang diri ini tercipta dari ketidakmampuan dirinya untuk mencintai dirinya dan menganggap dirinya kurang hingga dia harus mengambil dari dunia luar apa yang dimiliki orang lain hanya untuk dirinya sendiri.

"Orang yang egois tidak hanya membenci orang lain tapi juga membenci dirinya sendiri", (Erich Fromm).

Maka sebenarnya syarat baiknya hubungan dengan orang lain adalah baiknya hubungan dengan diri sendiri. Hubungan intrapersonal menjadi tonggak hubungan interpersonal. Semakin kita menjadi diri kita, mencintai diri kita, dan menerima diri kita seutuhnya maka kita dapat mencintai orang lain.

Ilustrasi. Sumber: pixabay.com/geralt
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com/geralt

Narsisme Berkedok Cinta

Lalu bagaimana jika kita menjalin hubungan dengan orang lain tanpa mencintai diri terlebih dahulu? Maka sebenarnya kita menjalin hubungan narsistik yang haus akan validasi dari pasangan, ingin terus dilayani, dan pokoknya ingin diutamakan tanpa mau memberi serta melengkapi. Narsisme sendiri sangat erat kaitannya dengan egoisme yang telah kita bahas sebelumnya.

Narsisme membuat orang merasa dirinya spesial dan layak diperlakukan istimewa. Pada hubungan asmara yang berlandaskan narsisme, satu atau dua pihak merasa harus diperlakukan bak ratu atau raja oleh pasangannya. Ingin selalu dimengerti tapi tidak mau mengerti. Pada akhirnya ada yang menjadi pihak pasif dan terjalinlah suatu hubungan toksik yang tidak membangun.

Narsisme ini berasal dari alam bawah sadar yang tidak mencintai dirinya sehingga perlu ada pihak luar yang menegaskan hal tersebut. 

Jika memakai teori piramida kebutuhan Abraham Maslow, terdapat kebutuhan cinta yang dibagi menjadi D-Love & B-Love. 

D-Love adalah deficience of love atau kekurangan akan cinta yang haus akan kasih sayang serta validasi sedangkan B-love atau being of love adalah cinta sejati yang sebentar lagi akan kita bahas.

Orang yang belum bisa mencintai dirinya sebenarnya belum bisa mencintai orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun