Sebenarnya dalam menangani pseudocyesis sendiri dapat dilakukan dengan pengecekan secara medis terkait bukti kehamilannya seperti tes hormon, tes darah, cek USG dan juga tes HCG menggunakan testpack. Jika tidak ada bukti yang menandakan kehamilan maka sudah pasti sang wanita mengalami hamil palsu.
Penanganan selanjutnya bisa menggunakan konseling dan juga psikoterapi bagi wanita yang mengalami pseudocyesis.Â
Pasti banyak orang yang tidak berkenan langsung menjalani psikoterapi karena stigma dianggap gila atau semacamnya. Sehingga konseling dengan cara informal dapat menajdi jalan terbaik.
Namun jika terjadi indikasi komorbid pada gangguan jiwa berat atau psikotik pada wanita tersebut maka merujuknya pada tenaga ahli psikologi sangat dianjurkan. Indikasi terkait seperti delusi dan juga ciri-ciri skizofernia lainnya.
Sedangkan pada pencegahan dari pseudocyesis adalah dengan memberikan banyak perhatian dan dukungan pada wanita yang tak kunjung hamil. Memahami bahwa keturunan merupakan kuasa Sang Ilahi membuat kita dapat sabar dan ikhlas menanti.Â
Perenacanaan program hamil disertai konseling juga adalah sebuah pencegahan bagi timbulnya hamil palsu ini.
Dan teruntuk kita yang ada disekitar pasangan yang berusaha mendapat keturunan ini hendaknya kita menjaga lisan dan juga tidak memberikan prasangka yang aneh-aneh pada mereka. Setiap orang punya jalan hidup masing-masing dan tidak harus seperti standar hidup kita.
Sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H