Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Buku: Empat Arketipe Karya Carl G. Jung

3 September 2022   20:18 Diperbarui: 3 September 2022   20:28 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penipu ini merupakan perwujudan bayangan yang ada di alam bawah sadar yang membuat kita bersifat hipokrit. Karakter arketipe ini berlagak seperti penyelamat namun malah menambah luka bagi kesadaran.


Contoh konkritnya seperti beberapa orang yang melakukan ritual takhayul walau percaya juga pada rasionalitas. Dan pada sejarah agama terdapat festum asinorum di Prancis yang merupakan sebuah festifal keagamaan yang banyak dibalut oleh ritual yang terkesan aneh dan bodoh, serta tentunya sangat jauh dari ajaran agama.


Dari buku ini saya berkesimpulan bahwa arketipe-arktipe ini adalah penghuni lama dari kepribadian manusia. Dan karena kesadaran ego akhirnya beberapa arketipe itu terpendam masuk ke ketidaksadaran. 

Walaupun begitu jika ada masalah dari luar yang tidak bisa ditangani oleh kesadaran maka arketipe-arketipe ini akan membuat sebuah neurosis. Agama merupakan salah satu pereda arketipe yang memberontak ini.


Sebenarnya kelebihan dari buku ini, Jung menjelaskan cukup detail dan juga mendalam namun mungkin simbolisasi dan pembahasaannya agak berat dan mungkin ada beberapa kata yang agak asing di telinga pembaca yang di luar dunia psikologi dan bidang yang berkaitan dengannya.

Walaupun begitu buku ini benar-benar membuka wawasan kita mengenai arketipe dan alam bawah sadar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun