Di bagian ini Jung juga membahas analisisnya mengenai Surah Al-Kahfi mengenai kelahiran kembali. Simbolisasi dari Al-Quran tersebut cukup menggambarkan bagaimana diri bertransformasi.Â
Jung menganalisa kisah Ashabul Kahfi, pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir, dan pembentengan Yakjuj dan Makjuj oleh Zulkarnain.
Fenomenologi Roh Dalam Dongeng
Bagian ketiga buku ini kita dijelaskan bagaimana roh membuat diri kita memiliki semangat, gairah, dan ide-ide. Melalui analisisnya melalui mimpi dan juga dongeng-dongeng membuat kita tahu bagaimana representasi dari roh ini mewujud.
Dongeng dipilih karena itu merupakan pengekspresian emosi dan juga rasa yang terangkai dalam kisah dan diteruskan turun-temurun.
Roh dalam mimpi banyak mewujud seperti laki-laki tua yang memberikan petuah-petuah bijak atau juga secara gamblang arwah orang mati.Â
Hal ini juga berkaitan dengan citra ayah yang ada pada ketidaksadaran dan juga atribut spiritual di dalamnya. Walaupun begitu bentuk roh ini juga terkadang bermuka dua dan tidak hanya menasehati namun juga menjerumuskan.
Pada analisisnya dengan banyak dongeng seperti dari Kaukasia, Estonia, dan Swiss dimana Jung menggambarkan roh sebagai kakek tua atau guru yang memberi sugesti atau arahan.Â
Banyak simbolisasi yang dijelaskan oleh Jung dari dongeng-dongeng ini seperti keberadaan Anima dan Animus, tanda triad dan tetrad, dan banyak lagi.
Psikologi Figur Penipu
Pada bagian terakhir buku ini kita dijelaskan bagaimana figur penipu membentuk karakter licik, bermuka dua, bodoh dan membodohi.