Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Mbah Sarip dan Udin Tak Sengaja Makan Kecubung

26 Juni 2022   22:18 Diperbarui: 26 Juni 2022   23:16 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Mbah Sarip memang sangat terpukul dengan kelakuan dua orang tua Udim namun apa daya dia harus tetap kuat mengurus Udin sendirian. Istrinya sudah meninggal karena TBC dua tahun setelah Udin lahir. 

Untunglah Mbah Sarip punya penghasilan dari sawahnya yang tidak terlalu luas lebarnya. Dengan penuh kasih sayang dia rawat Udin dari jerih keringat bertani.


Udin juga tahu akan keadaan kakeknya ini yang tidak muda lagi. Di saat hari libur Udin sempatkan dirinya membantu Mbah Sarip di sawah dan sepulang sekolah dia berjualan asongan di terminal bus. 

Udin tahu bahwa dia tidak bisa bergantung terus ke kakeknya jika ingin punya uang jajan, memang sejak kecil Udin sudah terbiasa mandiri.


****


Siang itu Udin sedang menyambi berjualan asongan di terminal biasa dia melakukannya. Setelah lelah berlari kesana-kemari menawarkan tisu atau rokok ke calon pembeli, ia akhirnya duduk di pinggir terminal bersama dengan teman-teman senasib dengannya. 

Anak-anak yang tidak bisa menikmati enaknya berleha-leha dan istirahat sepulang sekolah karena harus membantu ekonomi keluarga.


Tono, teman si Udin yang lebih tua disana mengeluarkan ponsel pintar guna memecah penat. Dialah satu-satunya orang yang punya gadget diantara mereka walau layar smartphone yang dia miliki dihiasi oleh retak besar yang hampir menutupi sepertiga layarnya.

Tono lalu menggeser dan menyentuh smartphone kebanggaannya itu dan lalu memutar video yang segera menarik perhatian anak-anak yang lain, termasuk si Udin.


Disana diputar sebuah video yang memperlihatkan seorang laki-laki berpakaian sangat modis sedang keliling rumah yang sangat mewah. Pemandangan yang luar biasa indahnya itu membuat para anak ini terpaku melihatnya. 

Si laki-laki ini memperlihatkan semua furnitur indah yang dia miliki mulai dari lampu gantung kaca yang ada di ruang utama, kolam renang yang sangat luas, deretan koleksi mobil mewah dan banyak lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun