"Aku juga lah impian dan cita-citamu kala masih menerka dunia dewasa. Cita-cita yang disampaikan penuh semangat dan juga penuh pengharapan. Impian yang tidak hilang walau diterpa realita seburuk dan sekejam apa pun."
 "Ingat saat kau belajar bermain tali lalu terjatuh dan kau tidak menyerah karena luka yang ada di lututmu dan belajar lagi hingga berhasil, seperti itulah jiwa anak-anak yang kau sangka polos itu".kata-kata temannya Tina membuat ia terdiam dalam pikirannya.
"Beberapa orang membawaku ikut serta dalam masa dewasanya dan yang lainnya meninggalkanku entah mengapa."
 "Mereka yang membawaku ikut serta selalu kutemani bermain dan bersenda gurau walau mereka menghadapi getirnya hidup."
 "Aku bukan sifat kekanak-kanakan yang lupa tanggung jawab, tapi aku nurani utuh seorang anak yang memandang dunia penuh tantangan dan warna".
"Apa kau ingin ikut beramaku menapaki masa dewasa yang sulit ini?". Tanya Tina pada temannya itu.
Temannya itu pun tersenyum dan akhirnya Tina terbangun dari tidurnya dibawah pohon dekat taman. Â Â
*****
Rahmad Alam, 23 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H