Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pubertas Kedua, Suatu Fakta atau Sebuah Pembenaran?

15 Maret 2022   19:16 Diperbarui: 15 Maret 2022   19:23 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari penjelasan diatas, secara konkrit pubertas diartikan sebagai masa matangnya organ seksual pada remaja. 

Lalu bagaimana dengan pubertas kedua yang jadi topik utama pembahasan kita?, tentu saja itu tidak benar jika di telusuri dari definisi pubertas itu sendiri karena kita tahu bahwa orang yang berumur ini sudah matang secara seksual.

Lalu bagaimana sebenarnya "pubertas kedua" ini dimaknai secara psikologis?

Muncul dari Permasalahan di Usia Paruh Baya atau Middle Age

Istilah "Pubertas Kedua" yang merujuk kepada perubahan suatu perilaku suatu individu yang kembali berperilaku seperti anak muda yang gampang jatuh cinta sebenarnya agak kurang tepat. 

Seperti dari penjelasan sebelumnya, pubertas hanya bisa dimaknai pada proses pematangan organ seksual pada anak remaja.

"Pubertas Kedua" hanyalah sebuah fenomena perubahan perilaku karena faktor psikologis.

Sebelum kita menjelaskan lebih dalam tentang fenomena pubertas kedua ini, sebaiknya kita harus tahu terlebih dahulu teori perkembangan psikososial yang digagas oleh Erik Erikson, seorang psikolog asal Jerman. 

Erik Erikson (1902-1994), pencetus konsep psikososial. Sumber : materikonseling.com
Erik Erikson (1902-1994), pencetus konsep psikososial. Sumber : materikonseling.com

Erikson awalnya adalah seorang penganut Freudian, namun dia lebih menekankan perkembangan manusia pada interaksi sosial, oleh karena itu teorinya disebut sebagai psikososial.

Erikson membagi perkembangan manusia menjadi 8 tahap yaitu fase infant (0-1 tahun), early childhood atau Toddler (1-3 tahun), Pre-schooler (3-6 tahun), grade schooler (6-12 tahun), adolescent (12-20 tahun), early adulthood (20-30 tahun), Middle age adulthood (30-65 tahun), dan late adulthood atau lansia (>65 tahun).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun