Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sarah dan Suara di Balik Gemericik Air

14 Maret 2022   07:56 Diperbarui: 14 Maret 2022   07:57 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Lalu terdengar ketukan dari pintu kamar mandi. Sarah mengira bahwa pasti ibunya sudah hilang kesabaran dan melakukan hal tersebut guna membuat dia tidak berlama-lama di dalam kamar mandi. 

Seketika Sarah mengeringkan tubuhnya dan keluar dari kamar mandi untuk memenuhi perintah ibunya itu. Namun saat dia keluar seketika rumah terasa hening seperti saat sebelum dia masuk ke dalam kamar mandi.


Sarah lalu mengenakan pakaian dan ternyata ketukan itu tidak berasal dari pintu kamar mandi melainkan dari pintu rumahnya yang diketuk agak sedikit keras. 

Seketika Sarah membuka pintu dan sudah berdiri Paman Hariri di depannya dan disampingnya berdiri juga wanita cantik dengan pakaian rapih yang mengisyaratkan bahwa dia orang berpendidikan tinggi.


"Mangapa lama sekali Sarah? Paman pikir ada apa-apa dengan kamu", jawab pamannya sedikit khawatir.


"Maaf Paman, Sarah pikir Paman masih diperjalanan tadi", jawab Sarah lirih dan lalu mempersilahkan para tamunya untuk masuk.
Paman Hariri lalu menanyakan kabar Sarah saat ini dan lalu mengenalkan wanita yang bersamanaya ini.


"Perkenalkan Sarah ini Dokter Sisilia, psikiater yang akan membantu menyembuhkan dan memulihkan kamu Sarah",  sebut Paman Hariri.


"Ya Sarah salam kenal ya", Dokter Sisilia memperkenalkan dirinya.


"Tapi aku baik-baik saja ,Paman", jawab Sarah yang bertanya-tanya mengapa dia harus membutuhkan bantuan seorang psikiater.


"Menurut dirimu begitu namun menurut kami lain Sarah", kata Paman Hariri menahan sedih.


"Sarah tenang saja ya kita akan membantu Sarah agar keluar dari masalah ini", ujar Dokter Sisilia yang membuat Sarah menjadi tambah bingung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun