Mungkin pemuda tadi sangat membutuhkannya, pikirnya.Namun pemuda tadi tak kunjung datang sehingga ia memutuskan untuk mengembalikan barang tersebut kepada pemiliknya. Urusan anaknya bisa menunggu belakangan pikirnya.Â
Pemuda tadi pasti sangat bersedih karena kehilangan barangnya dan sudah kewajiban setiap manusia berbuat kebaikan ke sesamanya.
 Dia yakin setiap kebaikan yang kita berikan kepada sesama kita akan kembali lagi kepada kita apapun kondisinya. Biarlah anaknya menunggu sebentar karena toh ini juga demi kebaikan yang akan diberikan nanti kepada keluarganya.
Lalu mulailah ia bertanya sana-sini tentang pemilik barang tersebut dan juga perawakan tubuh pemuda tadi.
"Itu mah cuma casing doang mbok!.", ujar Surati pedagang sayuran kepadanya.
"Tapi saya yakin dia sangat membutuhkannya." , belanya kepada surati.
"Bener deh mbok itu gak kepake lagi." ujar Surati memberitahukan.
Marjiah pun pergi karena tidak mau memperpanjang perdebatan dengan Surati. Memang dia tidak mengerti apa-apa tentang berbuat kebaikan dan balasannya. Begitu pikir Marjiah dalam hati.Â
Dia melanjutkan perjalanan dan juga bertemu dengan pedagang kaki lima lainnya dan juga memberitahu seperti yang dikatakan Surati si pedagang sayuran.
"Mbok udahlah buang aja itu barang, kayaknya yang punya juga udah beli yang baru.", ujar Samad penjual es keliling.
Namun pendirian Marjiah tetap kekeh dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Mereka semua tidak tahu menahu tentang arti kebaikan dan pembalasannya. Mereka semua pikirnya sudah gelap isi hatinya terhadap sesama.