Kami duduk dalam diam, sementara hatiku bergejolak dengan berbagai emosi yang susah kumengerti. Aku tahu ini lebih dari sekedar rasa simpati. Ini adalah rasa yang mulai tumbuh tanpa kusadari.
Dalam malam yang sepi itu, kami hanya duduk bersama, membiarkan perasaan saling berbicara dalam keheningan. Tapi di dalam hatiku, aku tahu bahwa perjalananku dengan Kinan akan penuh dengan tantangan.
Dan entah mengapa, di balik keraguan dan kekhawatiran yang berdesakan di dalam pikiranku, aku tetap memilih untuk bertahan di sisinya, menghadapi apapun yang mungkin terjadi.
Sementara itu, Kinan hanya memandangku, tersenyum kecil, seolah mengatakan bahwa dia siap menerima apapun yang mungkin datang. Dan dalam keheningan malam yang penuh makna itu, aku berjanji dalam hati aku akan selalu ada untuknya, apapun yang terjadi.
Bersambung...
Bagian 6: Â "Cinta di Balik Cahaya Kelam"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H