Kinan menatapku dengan mata yang tak pernah kulihat sebelumnya mata yang penuh ketulusan, seolah ingin memastikan bahwa aku mengerti arti kata-katanya. "Aku memilihmu, Bang. Aku nyaman sama kamu. Aku selalu merasa tenang setiap kali kamu ada di sini."
Kalimat itu menghantam hatiku dengan cara yang tak terduga. Ada kehangatan yang meluap dari setiap kata yang ia ucapkan, dan di saat yang sama, ketakutan mulai menyelimutiku.
Bagaimana jika pria itu tidak bisa menerima penolakan ini? Bagaimana jika kedekatanku dengan Kinan justru membuatnya dalam bahaya? Rasa cemas dan khawatir tiba-tiba berbaur dengan perasaan tak terdefinisi yang kini meluap di dada.
Aku tahu aku mulai terjerat dalam perasaan terhadapnya, tapi aku juga tahu bahwa ini bukan hubungan yang sederhana.
Saat itu, tanpa berkata-kata, Kinan merapatkan tubuhnya padaku, dan dalam sekejap, dia mendaratkan kecupan di pipiku. Dia memelukku erat, seolah mengatakan bahwa dia tak ingin aku pergi. Aku membiarkannya, tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutku.
Dalam pelukan itu, aku merasakan denyut jantungnya, denyut yang seirama dengan milikku entah karena rindu, cemas, atau mungkin perasaan yang tak perlu lagi disangkal.
Namun di balik kehangatan malam itu, pikiranku tetap diliputi seribu tanya. Apakah ini benar yang diinginkannya? Apakah aku benar-benar sosok yang mampu membuatnya merasa aman?
Sementara itu, Kinan mulai bicara, bercerita tentang hidupnya, tentang masa-masa sulit yang pernah ia lalui, tentang pria-pria yang datang dan pergi dalam hidupnya.
Dia bercerita tentang luka-luka masa lalunya, tentang keputusan-keputusan sulit yang harus ia ambil demi bertahan hidup. Setiap kata-katanya terasa berat, seolah tiap kalimat mengandung kenangan pahit yang berusaha ia sembunyikan.
"Kamu adalah satu-satunya yang berbeda, Bang. Bersamamu, aku merasa... ada harapan. Aku merasa dihargai," ucapnya sambil menatapku dengan mata yang berkaca-kaca.
Aku merasakan sejumput kesedihan yang ia coba sembunyikan. Tanpa sadar, aku menggenggam tangannya, memberikan kehangatan yang semampuku bisa berikan.