Sedangkan siswa zaman sekarang atau lebih sering disebutnya gen Z adalah generasi yang hidup di era perkembangan teknologi yang begitu pesat sehingga mereka lebih sibuk menyendiri ditemani oleh gadget daripada mereka harus sibuk di kehidupan sosial. Tentu saja menjadi seorang guru untuk gen Z akan terasa berbeda.
Sesuatu yang mustahil terjadi apabila kita menjadikan gen Z seperti siswa-siswa pada zaman dahulu. Sebab, mereka hidup di zaman yang berbeda. Kita harus menerima keadaan ini.Â
Alangkah indahnya jika kita tidak mengeluhkan kondisi siswa yang sedang kita hadapi saat ini. Mari menerima mereka apa adanya dengan tangan terbuka. Jika bisa memilih, mereka pun pasti ingin dilahirkan pada generasi sebelumnya.Â
Mengapa demikian? Sebab jika mereka terlahir pada generasi sebelumnya, mereka akan mempunyai banyak kenangan hidup di saat semuanya serba natural bukan serba instan.Â
Namun kenyataannya, mereka tidak mempunyai pilihan. Mereka harus menerima kenyataan bahwa mereka adalah generasi yang hidup di era ledakan internet, teknologi berkembang pesat dan modernisasi.
Apabila kita mempelajari lebih lanjut tentang gen Z dan generasi Alpha, maka terdapat perbedaan dan persamaan diantara keduanya. Adapun perbedaan antara gen Z dan generasi Alpha adalah sebagai yaitu generasi gen Z mempunyai karakter yang menyukai teknologi, Â fleksibel, lebih cerdas, dan toleran pada perbedaan budaya.Â
Sedangkan generasi Alpha cenderung lebih cerdas dan lebih cepat dapat memahami situasi serta bisa mengenali suatu hal dengan baik. Dan mampu berpikir lebih kritis dibandingkan generasi sebelumnya.Â
Persamaan antara Gen Z dan generasi Alpha antara lain mereka memiliki karakter kritis, kreatif, terbuka dan bebas, sangat peduli dengan teknologi serta menyukai kegiatan interaksi dialogis.
B. Guru yang ExpertÂ
Ada satu konsekuensi yang akan kita dapatkan ketika kita memilih berkarier sebagai seorang guru, yakni harus menjadi guru yang expert. Stuart E. Dreyfus dan Hubert L. Dreyfus dalam teori Dreyfus Model menyatakan bahwa penguasaan kompetensi dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu:
Pertama, level novice (pemula). Di level ini, seorang praktisi akan mengikuti teknik-teknik yang mereka kuasai secara kaku. Ia masih harus berpikir untuk mengeksekusi keterampilannya dengan baik.Â