Setiap malam aku memikirkan dia, wajahnya yang elok bagaikan rembulan membuat tidurku tak nyenyak, makan tak kenyang dan mandi pun tak basah. Akhirnya aku pun bertekad untuk menembaknya besok, tetapi aku pun berpikir hadiah apa yag cocok untuknya besok.
Pada malam itu aku tidak bisa tidur pikiranku terus terganggu olehnya, sehingga aku pun membuat puisi untuknya yang berbunyi:
Cintaku
Cintaku
Sejak pertama bertemu
Ada getar dihatiku
Saat saling mengenal
Telah membingkai kenangan manis
Meski tak bisa selalu bersama
Tapi bayangmu menghiasi hari-hariku
Meskipun jarak memisahkan