B) Kondisi Ekonomi Akibat Urbanisasi
Urbanisasi memiliki dampak signifikan terhadap struktur dan dinamika ekonomi, baik di daerah asal maupun daerah tujuan. Proses perpindahan penduduk dari wilayah pedesaan ke perkotaan tidak hanya sekadar perpindahan geografis, melainkan juga transformasi ekonomi yang kompleks. Menurut penelitian Todaro (1997), urbanisasi merupakan manifestasi dari perubahan struktural ekonomi yang melibatkan perpindahan tenaga kerja dari sektor primer (pertanian) menuju sektor sekunder dan tersier (industri dan jasa).
Di daerah asal, urbanisasi mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi tenaga kerja dan struktur ekonomi pedesaan. Sebagian besar penduduk usia produktif memilih untuk bermigrasi ke kota, meninggalkan sektor pertanian yang dianggap kurang menjanjikan secara ekonomi. Fenomena ini menyebabkan berkurangnya tenaga kerja produktif di pedesaan, yang selanjutnya berdampak pada penurunan produktivitas pertanian dan potensi ekonomi wilayah.
Sebaliknya, di daerah tujuan atau kota-kota besar, urbanisasi menciptakan dinamika ekonomi yang kompleks. Para migran umumnya mencari peluang ekonomi yang lebih baik, dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang lebih menguntungkan dibandingkan di daerah asal. Mereka umumnya terserap ke dalam sektor informal dan formal perkotaan, seperti industri manufaktur, konstruksi, perdagangan, dan berbagai jasa. Hal ini mengakibatkan terjadinya konsentrasi tenaga kerja dan modal di perkotaan, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan perkotaan.
Namun, urbanisasi juga memunculkan tantangan ekonomi serius. Pertumbuhan penduduk perkotaan yang tidak terkendali menyebabkan permasalahan ketenagakerjaan, seperti tingginya tingkat pengangguran dan munculnya kantong-kantong kemiskinan perkotaan. Menurut data BPS, sebagian besar migran yang datang ke kota tidak memiliki keterampilan memadai, sehingga mereka cenderung terkonsentrasi pada pekerjaan dengan upah rendah dan kondisi kerja yang tidak stabil.
Dari perspektif modal sosial, urbanisasi membawa pergeseran fundamental dalam pola ekonomi masyarakat. Sistem ekonomi berbasis gotong royong dan kekeluargaan yang ada di pedesaan secara perlahan tergantikan oleh sistem ekonomi kompetitif dan individualistis khas masyarakat perkotaan. Hal ini tidak hanya memengaruhi struktur ekonomi, tetapi juga mengubah pola pikir dan sikap masyarakat terhadap aktivitas ekonomi.
Dampak lanjutan dari urbanisasi adalah terjadinya disparitas ekonomi antardaerah. Kota-kota besar menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, sementara daerah asal cenderung mengalami stagnasi ekonomi. Kesenjangan ini selanjutnya mendorong arus urbanisasi yang berkelanjutan, menciptakan lingkaran yang kompleks dalam dinamika perpindahan penduduk dan transformasi ekonomi.
Kesimpulan
Urbanisasi di Indonesia merupakan fenomena kompleks yang membawa transformasi mendalam dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Proses perpindahan penduduk dari wilayah pedesaan ke perkotaan tidak hanya sekadar perpindahan geografis, melainkan menghadirkan perubahan struktural yang signifikan dalam tatanan sosial budaya dan sistem ekonomi.
Dari perspektif sosial budaya, urbanisasi telah mengubah cara hidup masyarakat secara fundamental. Masyarakat yang semula menganut nilai-nilai tradisional berbasis gotong royong dan kekeluargaan, perlahan bergeser menuju pola kehidupan modern yang lebih individualistis. Kegiatan sosial seperti silaturahmi, tolong-menolong, dan partisipasi dalam acara adat semakin terkikis oleh tuntutan ekonomi dan aktivitas perkotaan yang padat.
Secara ekonomi, urbanisasi menciptakan dinamika kompleks yang tidak seimbang. Konsentrasi penduduk yang tinggi di kota-kota besar tidak diimbangi dengan pengembangan industrialisasi yang memadai. Akibatnya, muncul fenomena urbanisasi berlebih yang melahirkan serangkaian permasalahan ekonomi, di antaranya peningkatan pengangguran, kemiskinan perkotaan, dan munculnya pemukiman kumuh.