Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Babad Ikhwan Mistis: yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti Baru

23 Maret 2020   12:43 Diperbarui: 23 Maret 2020   12:48 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Beneran nih? Atau mau agak malem?" Egi memastikan.

"Iya gpp ko, nanti lagi aja"

"Serius gapapa? Maaf ya"

"Iya gpp"

Secara singkat saja incaran Egi pun sama sedang marah, akan tetapi pengendalian dirinya cukup bagus dengan tidak mengumbarnya. Hal senada pun dialami oleh Urip, Babe, Duls, dan Ivan juga. Hanya mereka cukup bisa memberikan pengertian lebih kepada incarannya sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mereka mengapa sampai nekat membatalkan agenda sebelumnya, karena tentu saja ini pertemuan mereka kembali setelah cukup lama vakum, dan memang isunya penting untuk di bahas.

Keesokan harinya, tepat setelah istirahat mereka satu per satu mulai mendatangi selasar masjid. Orang pertama yang sampai disana adalah Dede dan Ical, sambil menunggu yang lain mereka bercakap-cakap ringan

"Kapan lu mau deketin dia?" Tanya Dede

"Dia yang mana?"

"Ah lu kaya banyak yang mau aja pake kata mana segala" Jawab Dede ketus

Ical menyisir rambutnya "Memang gue keren kan?"

"Hidih, keren tapi nggak punya duit percuma" Dede meracau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun