Kita perlu mengingat bahwa dunia saat ini adalah dunia yang tanpa sekat atau borderless world. Perlu kita pahami bersama bahwa kondisi tersebut disatu sisi bisa menguntungkan dan disisi lain bisa merugikan.
Kerugian dunia tanpa batas dalam perspektif digital adalah rawannya pencurian dan penyadapan data. Mengapa bisa terjadi? Salah satu alasannya adalah karena banyak dari kita yang kurang memiliki kecakapan digital atau literasi digital.Â
Maka tidak heran jika kasus pencurian data menjadi hal yang lumrah terjadi. Akibat minimnya kemampuan literasi digital dengan mudahnya kita mengisi data pribadi pada situs-situs yang tidak terpercaya, semisal nama, alamat, nomor HP, email, dan data pribadi lainnya.
Film asal Jerman, Who Am I besutan Sony Pictures semestinya mampu memperingatkan kita untuk berhati-hati dalam mengisi data pribadi di dalam internet.Â
Kutipan paling fenomenal dalam film ini yaitu "Tidak ada sistem yang aman". Ini berarti bahwa situs yang kita anggap terpercaya dan kredibel pun masih bisa diretas keamanan datanya, apalagi yang abal-abal.
Contoh konkritnya bisa kita lihat dalam kasus pencurian data jutaan pengguna Facebook. Padahal sebelumnya pendirinya yaitu Mark Zuckerberg sempat sesumbar bahwa data pengguna aplikasinya terjamin aman.Â
Namun, buktinya jutaan data bisa dengan mudah dicuri oleh Cambridge Analytica.
Belum lagi saat ini mulai gencar isu mengenai sistem big data dan IoT (Internet of Things). Hal ini memungkinkan bahwa semua data pribadi dari umat manusia yang pernah dan sedang terhubung ke internet akan tersimpan dan terdata secara penuh.Â
Sampai disini mungkin kita perlu bertanya dan berpikir, apakah kalau dunia sudah begini, masih adakah definisi dari rahasia pribadi?
Ya, ini menjadi sesuatu hal yang penting untuk direnungkan. Dunia yang sudah bisa merekam data individu per individu setiap detiknya dalam internet membuat kerahasiaan seolah menjadi kehilangan maknanya.Â
Bayangkan saja jejak digital kita dalam berselancar di internet akan terekam dan masuk ke dalam big data, baik itu aktivitas bersosial media, menggunakan browser, dan bahkan bermain game.