Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Babad Ikhwan Mistis: Kontestasi Konstruksi Konsensus

30 Mei 2019   21:15 Diperbarui: 30 Mei 2019   21:40 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/Rawpixel

"Udah debatnya?" Wahyu balik bertanya

"Maksud lu" Jawab Ical bingung

"Ah lu pada malah sibuk debat rekonsiliasi perlu apa nggak, melebur apa nggak" Balas Wahyu.

"Lah terus gimana?" Dede mulai menggaruk-garuk kepalanya.

"Gini, masalah kita melebur sama kaum pro ya nggak wajib juga, toh gua juga nggak mau sampai hilang idealisme sebagai kaum proletar progresif, tapi meskipun begitu gua lebih suka kita harusnya membaur bukan melebur bersama mereka, karena konteks membaur itu nggak mengilangkan identitas dasarnya kan, semua berdampingan kan, dan jelas itu demi satu tujuan"

"Terus, soal rekonsiliasi takut di khianati, ya nggak seharusnya juga kita menjustifikasi sejak dini, toh belum ada bukti, dan ya kalo pakai kasus sebelumnya itu kan sebelum ada petuah dari Yai Izan, gua sih optimis sekarang bakal lancar, dan juga nanti perlu ada kontrak politik sama kaum bro, terutama para petingginya semisal Bursh dan Bale" Tambah Wahyu.

Ical dan Dede terdiam seketika, mereka tampak memikirkan apa yang diucapkan oleh Wahyu, sekitar lima menit mereka masih juga dengan ekspresi yang sama, dahi mengerenyit, mata terkatup, dan mulut yang ditutup rapat, hal itu ditambah dengan sesekali menggaruk rambut mengangguk-anggukan kepala. Selang sepuluh menit baru Dede mulai memperlihatkan senyum menyeringainya.

"Oke oke Yu, kayanya gua setuju aja sih, bener juga, membaur kayanya lebih tepat Yu"

"Bener lu yakin Yu? Gua masih ragu aja sama rekonsiliasi ini loh, takutnya mereka masih nggak konsisten" Terdengar suara Ical lemah.

"Gua sih lebih takut lagi kalo tanpa rekonsiliasi ini keadaan kampus makin nggak karuan, bisa-bisa nanti adik tingkat kita bisa lebih ekstrim, tujuan rekonsiliasi ini bukan buat kita aja lo, tapi buat masa depan juga. Dan buat antisipasi pelanggaran memorandum rekonsiliasi ini ya harus ada nota kesepahaman soal hukumannya juga, itu bisa diatur kemudian, yang penting rekonsiliasi gua rasa perlu ada dan segera. Seenggaknya biar warga kampus tenang denger hasil ini, dan situasi bisa kondusif lagi" Balas Wahyu penuh keyakinan.

Lewat diskusi yang cukup alot, akhirnya Ical, Dede, dan Wahyu bersepakat untuk mengagendakan rekonsiliasi dengan kaum bro. Rencananya mereka akan mengutus Izal dan Iman untuk segera mengubungi humas kaum bro yaitu Roy dan Ivan. Berbagai rencana pelaksanaan juga mereka tengah konsep di bawah rindangnya pohon belakang kampus itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun