- Memahami komunikasi dan Budaya
Pembicaraan tentang komunikasi akan diawali dengan asumsi bahwa komunikasi berhubungan deangan kebutuhan manusia dan terpenuhinya kebutuhan berinteraks dengan manusia-manusia lainnya. Kebutuhan berhubungan sosial ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi.
Proses komunikasi melibatkan unsur-unsur sumber (komunikator), pesan, media, penerima dan efek. Disamping itu proses komunikasi juga merupakan sebuah proses yang sifatnya dinamik, terus berlangsung dan selalu berubah, dan interaktif, yaitu terjadi antara sumber dan penerima. Proses komunikasi juga terjadi dalam konteks fisik dan konteks sosial, karena komunikasi bersifat interaktif sehingga tidak mungkin proses komunikasi terjadi dalam kondisi terisolasi. Konteks fisik dan konteks sosial inilah yang kemudian merefleksikan bagaimana seseorang hidup dan berinteraksi dengan orang lainnya sehingga terciptalah pola-pola interaksi dalam masyarakat yang kemudian berkembang menjadi suatu budaya.
Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok (Mulyana, 1996:18)
Budaya dan komunikasi tak dapat dipisahkan satu sama lain, karena budaya tidak hanaya menentukan siapa bicara dengan siap, tentang aa dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan. Budaya merupakan landasan komunikasi sehingga bila budaa beraneka ragam maka beraneka ragam pula praktek-praktek komunikasi yang berkembang.
- Hubungan Komunikasi dan Masyarakat
Setiap masyarakat akan mempunyai sistem komunikasi sendiri-sendiri, maka dengan sendirinya demi kelangsungan hidupnya, setiap masyarakat dapat membentuk kebudayaannya (Depdikbud, 1995:21). Bahasa menjadi inti dari komunikasi sekaligus sebagai pembuka realitas bagi manusia. Kemudian dengan komunikasi, manusia membentuk masyarakat dan kebudayaannya. Sehingga bahasa secara tidak langsung turut membentuk kebudayaan pada manusia.
Hubungan antara komunikasi dan kebudayaan secara konseptual terkonsentrasi pada hubungan perlintasan komunikasi verbal dan non verbal antar kelompok sosial dalam masyarakat. Maka komunikasi antar budaya umumnya mempelajari beberapa hal diantaranya adalah: pertama, kode dan saluran meliputi cara berbicara, teori dan penelitian verbal, teknik komunikasi internasional, bahasa dan politik, kebudayaan visual, dan analisis diskursus komunikasi serta kebudayaan, kedua, praktek kebudayaan, contoh retorika dan masyarakat, politik, budaya, dan media dan kebijakan dalam negeri, komunikasi antar pribadi, aplikasi kritik teori dalam media massa, media gender dan ras, ketiga, metode penelitian meliputi metode penelitian kualitatif dan kuantitatif, penelitian lapangan dalam komunikasi, analisis isi, kritik retorika, dan penelitian filsafat.
Komunikasi antar budaya meliputi komunikasi yang melibatkan peserta mewakili pribadi, antar pribadi, kelompok dengan tekanan perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta.
Komunikasi antar buadaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Identitas dan perbedaan profesi yang terjadi membentuk satu kelompok dan mengidentifikasinya dengan cara yang beragam (Liliweri, 2005:368).
Manusia dalam konteks komunikasi antar budaya yaitu selalu berkomunikasi dengan sesamanya melintasi ruang dan waktu. Semua konteks tersebut sering kali ada dalam bentuk manusia, namun perlu difahami bahwa konteks itu merupakan kombinasi yang melibatkan para peserta komunikasi yang mengisi ruang dan waktu komunikasi.