3. Hubungan. Kualitas hubungan mempengaruhi efektivitas komunikasi.
4. Gangguan lingkungan. Suara bising atau kondisi fisik yang tidak mendukung dapat menghalangi komunikasi.
5. Hambatan dalam penyandian. Kesulitan memahami simbol, bahasa, atau gestur yang digunakan dapat menghambat komunikasi.
6. Komunikan. Komunikan yang tidak memberikan tanggapan, karena ketidakpercayaan atau prasangka, dapat menyebabkan komunikasi terhambat.
7. Feedback. Keterlambatan dalam memberikan umpan balik, karena faktor waktu dan ruang yang tidak sama, dapat mengganggu komunikasi.
8. Hambatan fisik. Gangguan kesehatan pada komunikator atau komunikan dapat mempengaruhi komunikasi.
9. Semantik. Penggunaan bahasa yang terlalu rumit atau basa-basi dapat membuat pesan sulit dipahami.
10. Psikologis. Meskipun komunikasi berjalan dengan baik, perbedaan harapan dan tujuan dapat menyebabkan kesalahpahaman.
Pentingnya Empati dalam Komunikasi
Empati dapat diartikan sebagai kemampuan yang dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain. Empati adalah mencoba memahami perasaan orang lain dan ikut merasakannya.
Berikut beberapa alasan mengapa empati sangat penting dalam berkomunikasi:
- Membangun kepercayaan: Dengan membangun kepercayaan, orang lain aku merasa lebih dihargai dan dipercaya. Mereka akan lebih jujur dan terbuka saat berkomunikasi dengan kita.
- Mengurangi konflik: Konflik muncul dengan kurangnya pemahaman, dengan empati kita lebih bias memahami sudut pandang orang lain sehingga konflik bias diminimalisir.
- Meningkatkan kualitas hubungan: Empati membuat hubungan jadi lebih bermakna, baik hubungan pribadi, kerja, maupun social.
Berikut beberapa tips agar kita bisa lebih empati dalam berkomunikasi:
- Mendengarkan dengan Seksama: Tunjukkan bahwa kita peduli dengan cara fokus dan tidak memotong pembicaraan orang lain.
- Bahasa Tubuh yang Positif: Tunjukkan perhatian lewat bahasa tubuh. Mengangguk, kontak mata, dan senyum bisa menunjukkan bahwa kita benar-benar mendengarkan dan peduli.
- Gunakan Kata-Kata yang Mendukung: Hindari kata-kata yang menghakimi atau menyalahkan. Sebaliknya, gunakan kata-kata yang menunjukkan kita memahami perasaan mereka. Contoh, "Saya mengerti kok, pasti itu tidak mudah untuk kamu."
- Validasi Perasaan Mereka: Kadang, orang hanya butuh didengar dan dipahami. Katakan sesuatu seperti, "Pasti kamu merasa sedih sekali ya, saya bisa mengerti perasaan kamu."