Selain keceriaan dan keriangan, bagi kami anak anak kecil sebenarnya ada ketakutan kalau pergi ke Cikalong. Apalagi kalau sore menjelang malam masih ada di Cikalong. Takut ada hantu atau jurig kunti, takut ada orang jahat, dan takut ada binatang buas dan berbahaya.
Satu hari Aku hampir kemalaman di Cikalong, orang orang sudah pada pulang tidak ada siapa siapa lagi, Ma Emeh yang terakhir di pancuran juga sudah pulang. Pada saat itu Aku kesorean dan tidak ada persediaan air di rumah. Meskipun agak agak takut, Aku memaksakan diri pergi ke Cikalong sendirian sambal membawa ember buat membawa persediaan air untuk malam hari. Aku mandi terus sholat ashar di Tajug yang berupa saung panggung terbuat dari kayu, bambu dan bilik (anyaman bambu). Ketika sedang sholat kedengaran sayup sayup suara anjing hutan menggonggong. Deg! Jantungku berdegup kencang. Sholat aku percepat, takut anjing mendekat.
Baru saja selesai salam, aku sangat kaget karena dibelakangku telah berdiri sesosok  tinggi besar, sambil menyeringai memperlihatkan gigi-gigi tajamnya. Akupun menjerit ketakutan.
"Toloooooong!" jeritku.
Dalam pikiranku itu adalah jurig, hantu, kunti atau vampire yang diantar rombongan anjing hutan dengan lolongannya. Aku menangis takut sekali sambil menyembunyikan wajahku. Perasaanku itu hantu mau mencekikku, menyedot darahku atau memakanku bulat bulat. Hiiiiiii, ngeri sekali.
Sebisa-bisa aku membaca do'a agar dijauhkan dari gangguan jin hantu dan sebagainya. Tapi tetap benakku sudah dirasuki rasa takut yang berlebihan.
"Abah............, Emaaaaaak........, Â Dadan takuuuut."
"Ema........., Abah......., Kesini....., Dadan takuuuut."
Tangisku semakin kencang.
"Hantuuuuu! kesana kamu pergi jauh-jauh...."
"Jangan mendekat ke Saya! Jangan makan Saya!......." ujarku sambal terus menangis.