Mohon tunggu...
Rahmah Athaillah
Rahmah Athaillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pecinta Literasi

Al Faqiir ilaa 'Afwi Rabbi Dari seseorang yang tengah belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dalam Heningnya Asa

17 April 2023   11:50 Diperbarui: 17 April 2023   11:50 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tanggung, bentar lagi kok."

Hawa hanya tersenyum kecil, ia sudah hafal jika bos mudanya ini tidak akan suka diganggu jika sudah dihadapkan dengan pekerjannya.

Bersahabat dengan hawa malam, sudah menjadi kebiasaan Fizah sehari-hari. Berkuliah sembari bekerja bukan suatu hal yang mudah. Namun, Fizah menjadikan kesibukannya sebagai hobi dalam hidupnya. Ia mencintai pendidikan juga pekerjaan. Bahkan, meski dirinya harus jatuh bangun untuk melalui berbagai tantangan yang ada dalam hidupnya.

:::::

Prestasi, harta bahkan jabatan sudah ia raih diusianya yang masih belia. Disamping itu, ia juga tidak segan menyumbangkan sebagian hartanya untuk orang-orang yang lebih membutuhkan, keluar negeri bahkan untuk umroh sekalipun sudah ia lakukan berkali-kali. Ia juga dikenal ramah, ditambah parasnya yang cantik dalam balutan hijabnya yang selalu ia kenakan.

Suatu hari, Fizah dikabarkan sakit. Asistant pribadinya segera mengambil alih untuk mengurusi cafe-nya yang sedang berkembang pesat. Tidak lupa ia juga mengabari orang tua Fizah akan keadaanya yang sedang jatuh sakit.

Mata Fizah terlihat sayu, tatapannya kosong. Ia terlihat begitu kelelahan. Ayah dan Ibunya datang dengan tergopoh-gopoh, dengan perasaan terkejut melihat anaknya yang terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit.

"Jangan terlalu lelah bekerja, nak.." Ibunya membelai kepala Fizah dengan lembut.

Fizah menggeleng, berusaha mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Karena, memang inilah yang menjadi hobi dalam hidupnya. "Semua ini hobi Fizah bu, Fizah menjalankannya dengan enjoy."

"Tapi, kamu juga harus ingat akan kesehatan kamu nak.."

"Fizah baik-baik saja bu. Namun, entah mengapa kadang kala hati Fizah terasa hampa." ujarnya dengan pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun