Rahmah Afifah - Sistem ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dan nilai yang dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menghadapi krisis pangan.
Pertama, keadilan sosial. Salah satu prinsip utama dalam sistem ekonomi Islam adalah keadilan sosial. Ini mencakup distribusi kekayaan dan sumber daya yang lebih adil di masyarakat.
Dalam menghadapi krisis pangan atau insiden kelaparan negara dapat mengimplementasikan kebijakan yang memastikan akses yang lebih merata terhadap pangan bagi seluruh warga negara, terutama bagi mereka yang rentan terhadap kelaparan
Kedua, melalui zakat dan infak. Zakat adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu untuk memberikan sebagian dari hartanya kepada yang berhak menerima. Infak, di sisi lain, adalah sumbangan sukarela untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Melalaui mekanisme zakat dan infak ini, negara dapat mendorong dan memastikan efisiensi dalam pengumpulan dan distribusi zakat dan infak untuk membantu mereka yang berada dalam situasi krisis pangan.
Ketiga, dengan pelarangan spekulasi pangan. Artinya Islam melarang praktik spekulasi dan monopoli dalam perdagangan, termasuk pangan. Negara dapat menerapkan kebijakan yang mengendalikan spekulasi pangan dan menjaga harga pangan tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat.
Kemudian diikuti dengan adanya penguatan sistem penanggulangan bencana. Dimana negara dapat mengembangkan sistem penanggulangan bencana yang kuat dan responsif.
Termasuk dalam pembahasan ini perihal pendistribusian bantuan pangan bagi mereka yang terdampak oleh krisis pangan akibat bencana alam atau faktor lainnya.
Bukti Keberhasilan Islam: Mesir Melawan Krisis Pangan dan Terhindar dari Kelaparan
Mesir mengalami krisis pangan yang melanda selama tujuh tahun yang beruntun. Nabi Yusuf memanfaatkan bakatnya untuk meramalkan krisis tersebut dan memberikan solusi untuk menghadapinya.
Dia menyarankan untuk menyimpan sebagian besar hasil panen selama tujuh tahun yang baik untuk disimpan sebagai cadangan selama tujuh tahun kelaparan.