Mohon tunggu...
Rahmad Romadlon
Rahmad Romadlon Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Menulis Puisi, Artikel, Kata-kata Bijak, dan Motivasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kalian Tim Beli Barang Sesuai Kebutuhan atau Keinginan? Gini Cara Sosiologi Menjelaskan

21 Januari 2025   21:00 Diperbarui: 21 Januari 2025   19:56 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media dan iklan memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk persepsi kita tentang apa yang kita butuhkan dan inginkan. Iklan sering kali menggambarkan suatu barang sebagai sesuatu yang harus dimiliki untuk meraih kebahagiaan atau kesuksesan. Sosiologi melihat hal ini sebagai bagian dari proses sosial yang mempengaruhi kesadaran kolektif masyarakat. Dengan kata lain, apa yang kita anggap sebagai kebutuhan sering kali dibentuk oleh ide-ide yang disebarkan melalui media massa.

4. Peran Budaya dalam Membeli Barang

Budaya juga memainkan peran penting dalam menentukan apakah kita membeli sesuatu karena kebutuhan atau keinginan. Dalam masyarakat yang sangat menghargai konsumsi material, seperti dalam budaya kapitalis, ada dorongan yang kuat untuk selalu membeli barang baru, meskipun itu bukan hal yang diperlukan untuk hidup sehari-hari. Budaya ini dapat memperburuk kecenderungan untuk membeli barang lebih sebagai pemenuhan keinginan dibandingkan kebutuhan.

5. Teori Sosiologi yang Relevan

Beberapa teori sosiologi yang relevan untuk memahami perilaku konsumen ini antara lain:

  • Teori Fungsionalisme: Menurut fungsionalisme, perilaku konsumen dapat dilihat sebagai respons terhadap kebutuhan dasar masyarakat untuk menciptakan kestabilan sosial. Meskipun keinginan bisa mempengaruhi konsumsi, kebutuhan tetap menjadi faktor utama dalam menjaga keberlangsungan sosial.

  • Teori Konflik: Dalam perspektif teori konflik, pembelian barang sering kali dilihat sebagai upaya individu untuk menunjukkan perbedaan status sosial mereka. Konsumsi barang-barang tertentu menjadi cara untuk membedakan diri dari kelompok sosial lain yang dianggap lebih rendah.

  • Teori Interaksionisme Simbolik: Teori ini menekankan bagaimana makna yang kita berikan terhadap suatu barang dipengaruhi oleh interaksi sosial kita. Barang tidak hanya dilihat dari fungsinya, tetapi juga sebagai simbol yang menandakan sesuatu, seperti prestise atau identitas sosial.

6. Kesimpulan

Kebiasaan membeli barang sering kali melibatkan pertimbangan yang lebih kompleks daripada sekadar memenuhi kebutuhan. Dalam pandangan sosiologi, keputusan ini dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, dan ekonomi. Keinginan untuk menunjukkan status sosial, tekanan dari kelompok sosial, serta pengaruh media dan iklan, sering kali mendorong individu untuk membeli barang berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan. Dengan demikian, sosiologi memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai bagaimana konsumsi kita tidak hanya berkaitan dengan kelangsungan hidup, tetapi juga dengan dinamika sosial yang ada dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun