Depresi adalah gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli. Penyebab utama depresi dan kecemasan pada orang.
Hal ini karena penderita kesehatan mental lebih jarang mengunjungi pusat kesehatan fisik untuk pemeriksaan rutin. Seperti berat badan dan tekanan darah sehingga kondisi serius tidak teridentifikasi. Isomnia adalah gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya sulit tidur, atau tidak cukup tidur, meskipun terdapat cukup waktu untuk melakukannya.
Gangguan tersebut menyebabkan kondisi penderita tidak prima untuk melakukan aktivitas keesokan harinya. Orang-orang yang tidur kurang dari tujuh jam rentan terhadap penyakit mental seperti insomnia atau kurang tidur. Dampak lainnya malas terhadap kesehatan adalah mudah stress, metabolisme menjadi lambat, tekanan darah tinggi, meningkatkan berat badan, dan tulang lemah (osteoporosis).
Tidak semua orang pemalas itu mempunyai masa depan yang buruk, seorang pemalas juga bisa menjadi seorang yang sukses ketika mereka bisa mengendalikan rasa malas yang ada di dalam diri mereka. Ada beberapa alasan mengapa orang malas bisa menjadi sukses diantaranya orang malas lebih santai dalam menghadapi segala rintangan. Namun, kamu memilik tujuan pasti atau gol yang selalu dikejar. Biasanya pemalas itu sangat kreatif sekaligus inovatif, karena mereka bisa memukan sebuah metode yang lebih efektif serta efisien. Justru, terkadang orang malas lebih cerdas dari orang-orang rajin. Saking 'malasnya' orang malas sangat pandai memanfaatkan segala teknologi yang ada supaya mempercepat pekerjaan. Tak jarang, pemalas juga pintar untuk menggunakan orang lain untuk membantumu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat. Dan orang malas biasanya memiliki jiwa entrepreneurmu tinggi karena mereka ingin hidup enak, kamu harus berjuang keras untuk dirimu sendiri, supaya tetap bisa bermalas-malasan. Tak jarang bisa menjadi seorang entrepreneur, karena bisa mengkreasikan sesuatu dari ide sendiri. Namun ingatlah, bukan malas yang asal-asalan dan tidak ada tujuan hidup sama sekali.
Dilansir CNBC, sebuah penelitian menemukan bukti kalau kemalasan sebenarnya bisa menjadi tanda kecerdasan. Rata-rata, orang yang kurang aktif secara fisik cenderung lebih pintar daripada orang yang aktif secara fisik. Menurut sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam Journal of Health Psychology, para peneliti bahkan mengembangkan deskripsi mengenai "kemalasan" atau mereka menyebutnya sebagai kebutuhan untuk kognisi. Para peneliti menggunakan kuesioner untuk menilai “kebutuhan akan kognisi.” Terdapat 60 subjek yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemikir dan bukan pemikir, berdasarkan pada tanggapan survei mereka. Semua peserta kemudian memakai pelacak aktivitas untuk periode tujuh hari, memberikan para peneliti wawasan tentang kebiasaan mereka. Data menunjukkan bahwa mereka yang memiliki IQ tinggi cenderung enggak mudah bosan, membuat mereka menjadi kurang aktif dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk berpikir. Kelompok yang sangat aktif cenderung mudah bosan ketika harus duduk diam dan mengamati pikiran abstrak mereka. Sebaliknya, mereka lebih suka merangsang pikiran mereka dengan tugas-tugas aktif, seperti olahraga dan kegiatan fisik lainnya. Pada dasarnya, penilaian terhadap kemalasan tergantung dengan cara pandang kita sendiri. Soalnya, terkadang, apa yang kita anggap itu buruk, belum tentu sebaliknya menurut orang lain. Jadi, orang yang pemalas enggak selamanya berarti buruk. Mereka justru adalah pemikir sejati yang akan memikirkan cara pintas dan cerdas untuk menghilangkan masalah, menghemat waktu dan menyumbangkan ide-ide baru dan inovatif kepada perusahaan. Tood McElroy selaku peneliti ini dari Florida Gulf Coast University juga menuturkan, bagaimanapun hanya mengandalkan kegiatan fisik tidak cukup. Perlu saatnya meningkatkan aktivitas otak lainnya yang terkait hal-hal di masa mendatang. Juga sebaliknya, orang yang kurang aktif secara fisik, tidak peduli seberapa pintar mereka, harus mulai berpikir untuk meningkatkan aktivitas mereka demi kesehatan fisik dirinya sendiri.
Meskipun rasa malas bisa menjadikan seseorang meraih kesuksesan, namun tidak baik juga jika rasa malas terus dipelihara didalam tubuh kita karena rasa malas juga bisa berdampak terhadap kesehatan kita. Untuk dapat menghilangkan rasa malas, hal pertama yang harus dipahami dan ketahui adalah apa yang menjadi penyebab rasa malas tersebut. Biasanya, perasaan malas muncul akibat adanya perasaan bosan terhadap suatu aktivitas. Rutinitas harian yang monoton dan kurang menantang kadang memang dapat membawa pada rasa malas untuk mengerjakannya. Kedua berhenti menunda-nunda karena menunda-nunda pekerjaan atau suatu aktivitas adalah salah satu wujud dari rasa malas. Keinginan untuk menunda kadang terasa begitu besar, dengan berbagai dalih yang mempengaruhinya. Ketiga seimbangkan waktu istirahat dan beraktivitas. Beristirahat dari segala aktivitas dan pekerjaan rutin adalah hal yang manusiawi dan sudah semestinya dilakukan. Namun, pastikan semuanya sesuai dengan jadwal dan tuntutan akan kewajiban serta tanggungjawab. Keempat membuat daftar kegiatan yang harus dikerjakan biasa juga disebut dengan ‘to do list’ dipercaya sangat efektif sabagai cara menghilangkan rasa malas bagi sebagian orang. Karena, dengan memiliki jadwal harian kita memiliki target yang harus dipenuhi. Kelima konsumsi makanan penambah semangat dan olahraga. Hindari mengonsumsi makanan manis dan berlemak tinggi, karena kadar gula yang tidak stabil dapat membuat Anda menjadi lemas dan lamban. Direkomendasikan untuk mengonsumsi makanan tinggi protein yang dapat meningkatkan energi dan menjaga kadar gula darah seperti telur, yoghurt, tuna, dan kacang almond. Selain menjaga asupan makanan. olahraga dapat membantu tubuh menjadi lebih segar dan bugar untuk beraktivitas. Keenam cari motivasi dari lingkungan sekitar dengan cara mulai dengan melihat orang-orang yang telah berhasil atau sukses di lingkungan sosial. Dekati mereka dan jangan sungkan untuk berbagi pengalaman dan meminta motivasi. Mencontoh sifat rajin mereka, dan meminta tolong pada orang terdekat untuk mengingatkan dan memberikan motivasi merupakan sebuah upaya dan cara menghilangkan rasa malas pada diri sendiri. Terakhir tentukan target yang jelas, karena dengan memiliki target, kita jadi memiliki tempat dan hal pasti yang harus dituju. Anda bebas untuk membuat target sesuai dengan kebutuhan seperti target mingguan, bulanan dan lainnya.
Kesimpulan
Rasa malas tidak hanya memiliki dampak negatif tetapi juga memiliki dampak positif. Sebenarnya semua itu tergantung dari pribadi setiap orang, jika seseorang bisa menempatkan fikirannya pada saat dia merasa malas dan mulai berpikir kreatif dan inovatif maka orang tersebut akan mendapatkan keuntungan dari rasa malasnya, akan tetapi jika pada saat merasa malas seorang tersebut hanya melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat seperti bermain game atau bergosip maka orang tersebut telah terjerumus kedalam rasa malas yang memberikan dampak buruk. Jadi kita tidak bisa menghakimi bahwa rasa malas itu selalu buruk karena kenyataannya orang malas pun bisa menjadi seorang yang sukses. Dengan menciptakan berbagai hal yang kreatif dan inovatif.
Dengan adanya artikel ini, diharapkan dapat membantu para pelajar dan mahasiswa untuk mengurangi rasa malas. Adapun beberapa saran demi kepentingan bersama, yaitu perlu adanya kesadaran tentang bahaya dampak dari rasa malas yang dapat menggangu kesehatan dan pentingnya untuk mengendalikan fikiran kita agar rasa malas yang ada di dalam tubuh kita merupakan rasa malas yang bisa membawa kita semua menuju kesuksesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H