Mohon tunggu...
Rahmadhani Putri
Rahmadhani Putri Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya merupakan Mahasiswa S-1 Keperawatan Unibersitas Airlangga yang tertarik dalam dunia kepenulisan. Sebagai usaha untuk terus mengasah kemampuan tersebut saya ikut tergabung dalam UKM Penalaran Universitas Airlangga. Saya merupakan seorang yang beranggung jawab, bekerja keras, dan selalu berusaha mengerjakan pekerjaan saya semaksimal mungkin. Selain itu saya juga sangat menyukai dunia ke-organisasian.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Untung atau Rugi sih Jadi Pemalas?

30 Mei 2022   15:30 Diperbarui: 30 Mei 2022   16:19 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika banyak orang disibukkan dengan aktivitas, apa yang sebenarnya dilakukan sebagai seorang pemalas? Tanpa disadari sebagai seorang pemalas itu tidak ada gunanya. 

Ciri- ciri seorang pemalas itu seperti pada saat bangun tidur, lihat jam lalu tidur lagi, sudah bangun tidur cuma duduk saja, setiap ingin membeli makan harus order online, keseehariannya hanya buang-buang waktu saja, tiak ada kegiatan apapun yang di kerjakan selain hanya memainkan ponselnya dan orang yang pemalas cenderung enggan untuk berolahraga, jangankan untuk berolahraga bangun dari tempat tidur saja mereka tidak sanggup.

Di sisi lain, ternyata rasa malas berperan besar dalam meningkatkan produktivitas. Rasa malas mengizinkan pikiran dan fokus kita teralihkan, hingga kita bisa merumuskan ide-ide yang selama ini tumbuh liar di kepala. 

Fokus dan malas memberi manfaat yang sama pentingnya. Jika fokus membantumu untuk menyelesaikan pekerjaan, rasa malas akan memicu pikiranmu lebih kreatif. Sebab, saat malas sekitar 48% pikiranmu melayang ke masa depan, di masa kini 28%, dan masa lalu 12%. Sisanya adalah saat di mana pikiran benar-benar kosong dan menjadi momen lahirnya ide-ide besar. 

Kita hanya perlu memastikan saat malas tidak ada yang mendistraksi pikiran. Misalnya komputer, ponsel, media sosial, atau pekerjaan yang menunggu diselesaikan. Menurut ilmu sains seorang pemalas juga memiliki banyak manfaat seperti seorang pemalas jarang megalami burnout atau kelelahan kerja parah, karena pemalas akan mengizinkan diri sendiri bermalas-malasan, sehingga akan mencegah pemborosan energi dan memforsir fokus diri. 

Selanjutnya pemalas akan memliki cukup Istirahat dibandingkan dengan mereka yang melabeli diri sebagai pekerja keras. Mereka yang beristirahat cukup memiliki ingatan yang lebih kuat, tidak mudah stres, dan bahkan lebih jarang sakit dan awet muda. Ini semua justru lebih baik bagi produktivitas secara jangka panjang. 

Seorang pemalas juga memiliki fokus rencana jangka panjang lebih kuat. Ketika kita mengizinkan pikiran untuk berkeliaran, kita akan memikirkan mengenai masa depan dan rencana-rencana jangka panjang 14 kali lipat lebih sering dibandingkan ketika kita memaksa diri untuk fokus. Ini adalah hasil dari penelitian yang diterbitkan di jurnal Consciousness and Cognition.  

Pemalas juga memiliki efisiensi lebih tinggi, karena tujuan akhir adalah mengerjakan tugas secepat mungkin agar bisa beristirahat, maka sebagai orang malas,  biasanya akan bekerja lebih keras untuk bisa memaksimalkan efisiensi. 

Percaya atau tidak, menonton tayangan televisi tertentu selama berjam-jam, atau yang biasa disebut binge watching, ternyata bisa meningkatkan kecerdasan emosionalmu. 

Menurut studi University of Oklahoma, menonton tayangan drama (Lost, The West Wing, dan Mad Men) mampu meningkatkan kemampuan mendeteksi orang lain. Menonton dan mengamati emosi karakter-karakter televisi ini sepanjang waktu bisa membuat kita lebih mudah berempati.

Dampak Positif dan Negatif Pemalas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun