Mohon tunggu...
Rahmad Nasir
Rahmad Nasir Mohon Tunggu... Dosen - Rahmad Nasir lahir di Kabupaten Alor. Dosen STKIP Muhammadiyah Kalabahi

Rahmad Nasir lahir di Kabupaten Alor. Dosen STKIP Muhammadiyah Kalabahi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Verifikasi Sejarah tentang Peran Ilyas Gogo dalam Penyebaran Islam di Tuabang-Blagar

21 Maret 2021   07:00 Diperbarui: 21 Maret 2021   07:05 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sinilah Sogo mulai belajar tentang pemahaman ilmu tarekat dan menjadikan H. Hasan sebagai gurunya hingga pada akhirnya Sogo membuka tempat pengajian. Ditempat ini selain menjadi pusat pengajian, juga sebagai tempat untuk mempelajari ilmu tarekat bersama H. Hasan.

Seiring dengan berjalannya waktu, aurah Tuabang sebagai pusat kajian ilmu Agama (tarekat) sudah mulai nampak dengan ramainya kegiatan-kegiatan keagamaan.  Penggemar ilmu tarekat dari berbagai daerah mulai berdatangan, baik dari Tuabang - Blagar dan sekitarnya, sampai ke Nuha Wala (Nule),Taberang (Treweng) hingga Malua (Lerabain).

Melihat jumlah muridnya  yang semakin bertambah dan penggemar ilmu tarekat pun terus berdatangan, maka Sogo bersama murit - muritnaya membuat Dei Pepar (Bale - Bale Lebar dan Panjang) yang terbuat dari bambu yang digunakan sebagai tempat pengajian mereka.  Dei Pepar yang digunakan sebagai tepat atau pusat pengajian ini bertempat di depan rumah kediamannya Sogo, (Rumah Adat Suku Batarah) saat ini. Murit terakhirnya (Belajar Ilmu Tarekat) yang datang dari Malua (Lerabain) pada saat itu adalah Bpk Mata Kae (Alm) (Orang Tua dari Bpk Arifin Asa) sedangkan dari Taberang (Treweng) adalah Bpk H. Dolu Kala (Alm) (Orang Tua dari Bpk H. Arsyad Badu) dan di Tuabang sendiri adalah Bpk Kou Sogo, Putera Bungsu dari Isteri ketiga Bpk Sogo (Alm).

Ditengah keramaian kajian tentang Ilmu tarekat, H. Hasan pun tutup usia dan dimakamkan di Tuabang. Semenjak itu Sogo sebagai penerus faham terekat bersama dengan para Jou pada saat itu Bpk Awo Mau, adik dari Bpk Sogo (Alm), Bpk Para Salama (Alm) dan tokoh agama lainnya  harus bekerja keras untuk mengembangkan pemahaman agama khusunya faham Tarekat. Waktu terus berjalan dan pemahaman ilmi tarekat terus diwariskan kepada murit - muritnya dan faham itulah yang secara turun - temurun dianut dan dipertahankan oleh Masyarakat Tuabang-Blagar hingga saat ini.

 

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka penulis akan menyajikan   kesimpulan yang   diperoleh yaitu  bahwa  proses penyebaran Islam di Alor - Pantar dan Kepulauan Solor disebarkan oleh skheh Muktar Likur dan seorang muballig bernama Abdullah dan  Gogo bersaudara dengan bermodalkan Al Qur'an, Pisau Khitan dan Tongkat. Mereka  menyebar ke beberapa wilayah di Alor-Pantar dan Kepulauan Solor.

Saran

Perlu adanya perserpsi yang sama tentang peran Muktar Likur dan Abdullah serta Gogo bersaudara dalam misi penyebaran Islam di Alor -Pantar dan Kepulauan Solor serta perlu adanya verifikasi dan penelitian lebih lanjkut tentang sumber-sumber sejara khususnya di Tuabang-Blagar.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun