Mohon tunggu...
rahma binzel029
rahma binzel029 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Hai, saya sangat menyukai mempelajari suatu hal yang baru. Karena itu sangat menarik dan menantang. Semoga karya saya dapat membantu anda☺.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anwar Anak Pemantik Api

30 Juli 2023   11:38 Diperbarui: 30 Juli 2023   11:42 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Berkali-kali penjajah mencoba terus merayu Anwar, karena dia tau Anwar adalah seorang anak yang pemberani jika dibiarkan akan menjadi Ancaman.

"Kalua kamu ikut aku kamu akan kuberi apapun permintaaanmu nak". Rayu penjajah lagi

"Cuihhh, lebih baik aku hilang kepala dari pada jadi pengikut kalian". Pungkas Anwar sambil membuang ludah  

Marah oleh penolakan Anwar, para penjajah menggunakan kekerasan sebagai upaya terakhir untuk memaksanya patuh. Mereka menembak Anwar dengan peluru menembus kulit perut bagian kirinya. Namun, meski terluka, Anwar tetap tegar dan kuat dalam pendiriannya. Beberapa tembakan terus dilakukan, tapi Anwar malah semakin kuat dan tegar dalam menghadapi dan melawan penjajah tersebut.

"Dasar Bajingan, tidak tau untung, dikasih hati malah minta jantung". ucap penjajah

"DUARRR, DUAR, DUAR, DUAR". suara tembakan yang berkali kali 

Rasa sakit yang menusuk tubuhnya tidak mampu menghancurkan semangat perlawanan Anwar. Dengan tekad yang kuat, dia melawan rasa sakit sambil berlari sekuat tenaga. Dia terus berperang melawan penjajah, menggunakan luka dan penderitaannya sebagai motivasi untuk memberikan perlawanan terakhirnya. Walaupun darah bercucuran, tapi semua itu tidak menjadi masalah bagi Anwar.

"Bagaimanapun kondisinya aku harus kuat untuk melawan penjajah" ucap anwar

***

Dalam pertempuran yang berlangsung, nyawa Anwar seolah dipertaruhkan setiap saat. Tetapi semangatnya yang tak tergoyahkan dan keberanian yang membara memimpin dirinya melewati setiap rintangan yang dihadapi. Meskipun terluka dan lelah, dia tidak menyerah, justru bertahan dan melawan dengan setiap hembusan napas yang tersisa. Terasa nyawa sudah diujung tombak, bukanya menyerah Anwar makin menggila dengan mengobarkan semangat kemerdekaan dan kebebasan.

"Jikalau nyawa harus ku jual untuk memenangkan ini, maka akan kulakukan". Ujar Anwar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun