Mohon tunggu...
Rahma Fatima
Rahma Fatima Mohon Tunggu... Lainnya - Long life learner

Reading, Writing, Traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Before 1770: Pelaut Makassar, Orang Aborigin, dan Perahu Pinisi

25 Januari 2025   13:05 Diperbarui: 25 Januari 2025   13:05 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perahu pinisi pada film dokumenter 'Before 1770' (sumber: Instagram @before1770)

Tempat pembuatan perahu pinisi di Tanah Beru (sumber: kompas.com)
Tempat pembuatan perahu pinisi di Tanah Beru (sumber: kompas.com)

Para pekerja sibuk melakukan tugas masing-masing. Ada pekerja yang sedang memotong kayu, menyerut kayu, memaku dan mengecat di perahu yang belum jadi. Bahkan kami pun bisa menaiki perahu yang sedang dibangun itu.

Para pekerja di sana tidak keberatan jika kami tanyai. Kata mereka, kayu untuk membuat perahu pinisi adalah kayu besi. Tentu perlu kayu yang kuat dan kokoh untuk membuat perahu yang bisa tangguh di laut dan mampu berlayar jauh. Tapi untuk saat ini, perahu pinisi itu kebanyakan dipesan untuk keperluan pariwisata.

Kami pun bertanya tentang harga perahu-perahu tersebut. Ternyata harganya di atas satu milyar. Bahkan, ada perahu yang merupakan pesanan dari luar negeri.

Mereka membuat perahu itu tanpa gambar. Jadi para pekerja itu mengikuti arahan dari bos mereka yang mendapatkan ilmu membuat perahu pinisi secara turun temurun. Walaupun begitu, nyatanya perahu pinisi tetap eksis dari dulu sampai sekarang.

Suami saya pun bercerita, ketika dia duduk di bangku sekolah, guru di sekolahnya sering menceritakan tentang kehebatan para pelaut mereka. Para pelaut Makassar itu berlayar jauh sampai ke Australia untuk mencari teripang dan bertransaksi dengan orang Aborigin. Mereka memanfaatkan perbintangan dan fenomena alam sebagai navigasi saat melakukan pelayaran.

Saya pun heran, kenapa mencari teripang mesti jauh sekali, bukannya di laut kita juga banyak teripang?

Setelah baru-baru ini melihat postingan dari Instagram @before1770, saya jadi tertarik untuk membaca-baca tentang hubungan pelaut Makassar dan orang Aborigin.

Interaksi antara pelaut Makassar dan orang Aborigin dalam cuplikan film 'before1770' (sumber: Instagram @sonnybillwilliams)
Interaksi antara pelaut Makassar dan orang Aborigin dalam cuplikan film 'before1770' (sumber: Instagram @sonnybillwilliams)

Pelaut Makassar sudah berinteraksi lama dengan suku Yolngu, penduduk Aborigin yang tinggal di Arnhem Land, di timur laut Australia. Para pelaut itu sudah kontak dengan orang aborigin diperkirakan jauh sebelum tahun 1770. Tahun 1770 adalah tahun ketika James Cook menemukan Australia.

Mereka menaklukan lautan luas selama 2-3 minggu untuk sampai ke sana. Mereka ke sana demi mencari teripang. Teripang menjadi komoditas berharga bagi para pelaut dari Makassar untuk dijual ke pedagang Cina. Sementara itu, pesisir pantai utara Australia merupakan salah satu tempat terbaik penghasil teripang karena merupakan perairan dangkal, tempat teripang bisa berkembang biak dalam jumlah besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun