Tokoh Paul Bradshaw (2012) memaparkan tentang lima prinsip jurnalisme multimedia yang bisa diterapkan oleh media berita online di era digital ini. Melalui tulisan ini, kita akan melihat salah satu media berita online, yaitu 'Media Indonesia' dalam memproduksi konten berita melalui media online berdasarkan lima prinsip jurnalisme multimedia.
Sekitar tahun 1990-an, aktivitas jurnalistik di Indonesia semakin berkembang dengan kehadiran media berita online. Banyak media berita yang ikut beradaptasi dengan kehadiran internet, yaitu dengan mengembangkan media online dan membuat website mereka masing-masing.
Hal ini menyebabkan kebebasan semakin dirasakan oleh masyarakat Indonesia dalam mencari dan memilih berita apa yang akan mereka baca.
Survei yang dilakukan Nielsen di tahun 2017 juga membuktikan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia lebih memilih untuk mengakses berita secara online, terutama para generasi muda yang sudah melek teknologi.
Hal ini semakin didukung oleh menurunnya produksi koran cetak yang diakibatkan oleh maraknya media online. Masyarakat cenderung memilih media yang dapat memberikan informasi secara cepat, tanpa terbatas ruang dan waktu, serta gratis.
Dengan semakin berkembangnya media online, penyajian berita pun menjadi lebih beragam. Tidak hanya sekedar teks, namun juga menyajikan foto/gambar, video, audio, animasi, hingga infografis, dll. Istilah lainnya adalah multimedia.
Lima Prinsip Jurnalisme Multimedia
Menurut tokoh Paul Bradshaw terdapat lima prinsip jurnalisme multimedia yang tentunya berbasis pada penggunaan internet. Kelima prinsip tersebut disebut BASIC yang terdiri dari Brevity (keringkasan), Adaptation (adaptasi), Scannability (memindai), Interactivity (interaktivitas), dan Community (komunitas) serta Conversation (percakapan).
Mari kita simak masing-masing prinsipnya secara singkat.
1. Brevity atau keringkasan merupakan wujud penyajian berita di media online secara ringkas, padat dan mencakup seluruh isi yang akan diinformasikan kepada pembaca. Dalam membaca di layar gawai, manusia cenderung lebih lambat dan kurang efektif dalam menangkap maksud tulisannya, daripada bila menggunakan media cetak.
Maka dari itu, para jurnalis harus dapat menyajikan berita dengan singkat, ringkas, namun dapat mencakup semua poin penting berita. Hal ini dapat dilakukan dengan membagi tulisan ke dalam beberapa paragraf dengan pembahasan yang berbeda, sehingga tidak padat dalam satu paragraf saja.