Mohon tunggu...
Rahel Maretha
Rahel Maretha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication

positive vibes✨

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Suara Feminisme yang Terdengar dalam Film Captain Marvel (2019)

6 November 2021   02:45 Diperbarui: 6 November 2021   02:47 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu scene dalam film Captain Marvel (2019). Sumber: flicks.com.au

Para sarjana feminis dapat melihat sejarah wanita yang sebenarnya memiliki citra kuat atau kemampuan yang sama dengan pria. Mereka juga berpendapat bahwa wanita memiliki identitas mereka sendiri dengan karakteristik psikologis tertentu, seperti hubungan interpersonal dan kepedulian (Ryan, 2012, hal. 88).

Gerakan ini dapat disalurkan atau direpresentasikan melalui berbagai cara, seperti film. Dalam tulisan ini, kita akan fokus membahas bagaimana representasi feminisme muncul dalam film Captain Marvel (2019).

Salah satu scene Captain Marvel (2019). Sumber: thefederalist.com
Salah satu scene Captain Marvel (2019). Sumber: thefederalist.com

Film dapat menjadi salah satu media alternatif dalam menyalurkan pesan atau ideologi tertentu dengan tujuan yang hanya sekedar menghibur hingga benar-benar mendidik atau menyuarakan suatu hak.

Tokoh Molly Haskell dan Rosen memaparkan bahwa citra perempuan yang berubah dan citra feminis dalam film ini cenderung sempit dan sejak tahun 1950-an justru terjadi representasi yang merendahkan perempuan dan membuat suatu stereotip negatif (Renaldy, Budiana, & Aritonang, 2020, hal. 1-2).

Film yang menonjolkan eksistensi wanita, justru sering menampilkan wanita yang ditindas, menjadi objek seks, lemah, korban, dan hanya menunjukkan keseksian, kecantikan, dan perilaku yang disukai laki-laki semata. Hal ini menandai bahwa stereotip wanita dalam film masih cenderung negatif (Biasini & Wijayanti, 2021, hal. 18).

Adanya superhero atau pahlawan dalam film, cenderung ditampilkan oleh sosok laki-laki yang memiliki kekuatan super dan perempuan hanya hadir sebagai pendamping. Kemudian ada beberapa pergerakan di film Hollywood dengan menghadirkan sosok pahlawan perempuan yang juga memiliki kekuatan seperti superhero laki-laki.

Representasi feminisme yang 'tidak salah' mudah disalurkan melalui film-film superhero, karena pada dasarnya superhero dipahami sebagai seorang/kelompok yang memiliki kekuatan super dan menjadi penyelamat manusia dengan aksi-aksi bertarungnya.

Salah satu scene dalam film Captain Marvel (2019). Sumber: Kompas.com
Salah satu scene dalam film Captain Marvel (2019). Sumber: Kompas.com

Hal ini dilakukan seolah-olah untuk menyatakan kesetaraan gender yang harusnya dapat diterima oleh laki-laki dan perempuan, mengingat film memiliki pengaruh besar bagi penonton. Tidak menutup kemungkinan dapat mengubah pikiran atau ideologi penonton.

Suara Feminisme dalam Film Captain Marvel (2019)

Captain Marvel (2019) rilis pada 6 Maret 2019 ini merupakan terobosan baru dari Marvel Cinematic Universe (MCU), karena ini pertama kalinya seorang perempuan hadir dalam hero MCU dan memiliki film sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun