Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cemerlangkan Masa Depan Remaja dengan Pendidikan Mental dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini

25 Juli 2016   21:32 Diperbarui: 25 Juli 2016   21:56 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Remaja laki-laki yang tidak mengatahui dampak pacaran bebas yang menyebabkan kehamilan pada kekasihnya (www.abendzeitung-muenchen.de)

Kisah Remaja yang Tidak Mengetahui Dampak Gaya Pacaran Bebasnya Mengakibatkan Kehamilan

Ini adalah kisah lama namun begitu memilukan yang terjadi di Eastbourn, Inggris. Tentang seorang anak laki-laki yang masih berusia 12 tahun namun terpaksa menjadi seorang bapak bagi seorang bayi perempuan yang dilahirkan oleh kekasih wanitanya yang berusia 15 tahun bernama Chantelle. Sang anak lelaki yang terpaksa menjadi bapak itu bernama Alfie. Dia mengaku dengan sangat jujur kepada orang tuanya kalau sudah melakukan hubungan seksual pertama kali dengan Chantelle namun tidak lama setelah itu ternyata kekasihnya itu mengandung dan seiring berjalannya waktu lahirlah seorang bayi kecil bernama Maisie Roxanne. Alfie mengungkapkan penyesalan yang sangat mendalam saat diwawancarai majalah “The Sun” dan sungguh tidak mengetahui dampak dari pacaran bebasnya ternyata bisa berbuah kehamilan.

Dahsyatnya Perubahan dalam Tubuh dan Mental Remaja

Banyak yang mengatakan kalau masa-masa remaja adalah yang paling indah. Khususnya saat akhir SD dan menjelang SMP. Saking istimewanya masa SMP ada yang mengatakan kalau kepanjangan dari SMP adalah Senandung Masa Puber. Lihat, inilah masa saat pertama kali merasakan jatuh cinta. Meskipun kata orang masih cinta monyet yang sekedar naksir-naksiran. Berawal dari pandangan mata kemudian berhasil membuat jantung berdesir dag dig dug ser. Rasanya begitu menggebu-gebu. Betapa indah menikmati quote-quote tentang cinta dan lagu-lagu galau.

Mengapa perasaan cinta itu tiba-tiba muncul begitu saja sehingga menimbulkan rasa yang berjuta? Sejatinya jatuh cinta yang kita alami saat remaja dulu adalah karena adanya senyawa-senyawa kimia salah satunya hormon feromon yang terbukti mampu menimbulkan perasaan tertarik yang mendalam pada lawan jenis. Uniknya hormon ini akan bekerja saat seseorang memasuki masa remaja. Mulai bekerjanya hormon ini hanyalah sebagian kecil dari perubahan yang dialami para remaja masih banyak pengaktivan hormon lain yang menimbulkan perubahan baik secara fisik ataupun psikis dalam diri remaja.

Bila ditanya tentang apa artinya cinta, sebenarnya remaja belum bisa mendefinisikan sama sekali. Namanya juga cinta monyet pastilah bukan cinta yang benar-benar dijalani dengan serius karena usia pun masih belasan tahun. Namun mengejutkan, ternyata cinta-cintaan remaja yang tidak serius itu banyak diisi dengan ‘kegiatan serius’ yang hanya layak dilakukan oleh pasangan suami istri. Masa remaja memang adalah satu tahap yang penuh dengan rasa ingin tahu sehingga tidak jarang timbul rasa ingin coba-coba. Segala yang dirasa remaja sebagai hal yang baru membuat remaja penasaran betapa berwarnanya kehidupan ini. Remaja sering mengikuti hasrat untuk memuaskan rasa penasarannya sehingga ada yang terjerumus dan ada juga yang mampu tetap berjalan di jalur yang benar.

Belum lagi rasa galau yang timbul akibat cinta yang bergejolak di dada remaja. Masalah galau, stres, bahkan depresi terkadang datang silih berganti menghampiri mereka yang sedang memasuki masa puber. Salah satunya karena pengaruh hormon-hormon pubertas yang mulai bekerja di dalam tubuh mereka tadi. Timbullah rasa tertarik pada lawan jenis, keingingan untuk berkencan, dan sering membayangkan bagaimana sebenarnya keindahan cinta itu. Tidak hanya sampai di situ, remaja bahkan sudah mulai membayangkan mengenai aktivitas seksual. Tidak semua namun tidak sedikit merasakan kalau remaja adalah masa puncak kebadungan, pertama kali di-bully, mem-bully, atau merasakan hukuman orang tua dan guru sekolah.

Lihatlah data yang dirilis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang menyatakan 64 juta remaja Indonesia rentan memiliki perilaku seks bebas dan pengguna narkoba. Lebih jelasnya, dalam catatan BKKBN kelahiran penduduk usia remaja cenderung meningkat yakni 48/1000 kelahiran. Betapa angka tersebut menunjukkan remaja telah banyak yang terjerumus dalam perilaku seks bebas yang berisiko menyebabkan kehamilan di luar nikah, aborsi, penyakit menular seksual, bahkan kematian remaja.

Perlunya Pendampingan dan Pengetahuan Reproduksi Remaja

Dahsyatnya transisi yang terjadi di dalam fisik remaja sayangnya tidak disertai dengan kematangan berpikir dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi. Sehingga remaja yang sedang mengalami perubahan organ seksual secara primer dan sekunder namun dalam kondisi mental yang belum matang seperti ini memerlukan pendampingan orang tua karena ibarat seekor anak burung yang baru belajar terbang terkadang jatuh bahkan terhempas angin. Pendampingan sangat diperlukan sebab remaja yang masih labil ini belum mampu membedakan dengan baik mana yang benar dan salah sehingga dalam pengambilan keputusan hanya berdasarkan emosi belaka tanpa memikirkan risiko dan dampak jangka panjang sikap yang dipilih.

Peran orang tua, guru, lingkungan sangat mempengaruhi bagaimana kelak para remaja ini sebab mereka khususnya orang tua yang memberikan kontribusi utama terhadap warna-warni yang akan terbentuk dari ‘selembar kain putih’ bernama remaja yang sedang berada dalam potensi seksual yang demikian aktif. Data yang mendukung betapa perlu menanamkan pendidikan seksual dan juga pendidikan moral yang baik kepada remaja demikian banyak. Mulai dari data Komnas perempuan yang menyatakan sampai tahun 2015 saja ada sebanyak 2.267 orang korban dan 859 orang pelaku kekerasan seksual yang semuanya angka tersebut dalam rentang usia remaja. Bahkan diperkirakan 20-25% dari semua infeksi HIV terjadi di kalangan remaja. Data ini semakin diperparah dengan penemuan di mana terdapat kasus 2,6 juta aborsi setiap tahunnya yang sebanyak 700.000 dilakukan oleh remaja.

Sudah saatnya pemahaman kita mengenai pendidikan seksual perlu diluruskan karena sejatinya pendidikan seksual kesehatan reproduksi remaja sangatlah penting sehingga remaja pun akhirnya tidak menganggap kalau seks itu hanyalah sekedar alat pemuas nafsu birahi. Jangalah terjebak pada pandangan yang mengatakan kalau pendidikan seksual adalah sesuatu yang vulgar yang bisa mendorong anak-anak kita melakukan zinah dan malah berhubungan seksual. Pendidikan seksual bukanlah dengan mengajarkan remaja cara melakukan hubungan intim layaknya suami istri atau menunjukkan video porno. Bukan demikian karena bila hubungan intim memang tidak perlu diajarkan karena secara naluri manusia akan memahami bila sudah waktunya. Hewan pun demikian tidak perlu diajarkan cara untuk berkembang pasti kelak akan memahami sendiri.

Pendidikan seksual yang perlu diajarkan orang tua atau guru adalah adalah dengan memberikan informasi kepada para remaja bagaimana mereka seharusnya menjaga kesehatan reproduksi dari berbagai penyakit menular seksual, mencegah kehamilan di luar nikah, menjaga naluri alamiah yang mulai muncul, mengajarkan perubahan organ seksual mereka masing-masing, mengajak remaja bertanggung jawab atas sistem reproduksinya sendiri, dan menghargai lawan jenisnya.

Informasi yang positif ini diharapkan dapat mengurangi kebingungan remaja saat mengalami perubahan seperti saat mimpi basah atau mendapat menstruasi yang pertama kali, membentuk remaja yang menjunjung tinggi nilai moral, dan pada akhirnya pintar memilih keputusan seksual yang sehat di masa kini dan yang akan datang. Sebuah studi bahkan mencatat mengenai dampak jangka panjang pendidikan seksual yang komprehensif terhadap anak akan menciptakan keberanian untuk menolak hubungan seksual, menunda hubungan seksual pertama, dan membantu anak mencegah kekerasan seksual. Jadi, tidaklah tepat bila mengatakan kalau pengetahuan seksual hanyalah konsumi orang yang sudah menikah. Sebab remaja yang tidak memiliki pengetahuan seksual yang memadai berpotensi besar menjadi salah arah karena remaja yang sedang memiliki keingintahuan yang demikian tinggi termasuk dalam hal seksual akan berusaha mencari informasi dari sumber lain seperti teman atau internet. 

Betapa berbahaya bila saat remaja mencari informasi dari internet maka yang didapatkan hanyalah hal yang bersifat pornografi yang sering kali tanpa sensor. Sungguh berbahaya bila remaja ini menjadi ingin mempraktikkan informasi yang baru saja mereka dapatkan yang pada akhirnya membuat remaja terjebak dalam kecanduan video porno, hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, bahkan penularan virus HIV.

Betapa mengerikan remaja yang terjebak dalam video porno karena sama sekali tidak memberi pelajaran dan gambaran seksual yang baik. Video porno hanyalah kecemaran yang hanya bertujuan merangsang gairah seksual dan terbukti merusak fungsi otak. Remaja yang kecanduan video porno maka otomatis otaknya akan terstimulasi menghasilkan hormon endorphin dan dopamin. Stimulasi yang berulang dan terus-menerus akan menyebabkan bagian otak yang terstimulasi akan rusak sebelum pertumbuhan otak remaja matang sempurna. 

Kerusakan otak pada bagian ini akan menyebabkan remaja menjadi semakin sulit mengendalikan nafsu dan kurang mampu berpikir secara rasional. Akibatnya? Banyak keterampilan sebagai modal penting kedewasaan menjadi terabaikan misalnya dalam hal pengendalian emosi. Tidaklah heran pelaku pemerkosaan kasus Yuyun  di Bengkulu adalah para remaja yang gemar mengkonsumsi video porno.

Jadi, seksualitas bukanlah hal yang tabu untuk didiskusikan secara terbuka sebab remaja membutuhkan bimbingan untuk mengelola dorongan seksual mereka yang sedang sangat aktif berkembang. Kurangnya pengetahuan akan seksual jualah yang mengantarkan kasus yang juga demikian tragis pada seorang anak laki-laki pra remaja bernama Alfie. Memang fakta menunjukkan bahwa banyak remaja yang tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan. Tidaklah salah bila remaja diberikan pengetahuan bagaimana terjadinya proses pembuahan (janin) yang akan bertumbuh bila sperma pada pria bertemu dengan sel telur pada wanita.

Pengetahuan mengenai proses reproduksi ini dapat mencegah terjadinya pengalaman seperti Alfie dan Chantelle yang pada akhirnya harus menanggung risiko karena kurangnya arahan dari orang terdekat sehingga salah jalan. Artinya, pendidikan seksual yang diberikan kepada remaja baik melalui pendidikan formal maupun informal bukannya mengajarkan remaja berzinah sebaliknya akan menjauhkannya dari perbuatan yang membahayakan. Pendidikan reproduksi sangat mendesak diterapkan mulai sekarang agar remaja semakin dibentengi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang membawa mereka pada keterampilan hidup dan pengembangan diri yang lebih baik. Bukankah remaja yang sehat secara mental dan reproduksi akan menjadi kekuatan suatu bangsa? Itulah sebabnya perlu sekali menggiring remaja menjadi pemuda-pemudi yang sehat sebagai generasi penerus di masa yang akan datang.

Pentingnya Pendidikan Mental Bagi Remaja Berkualitas

Masa remaja adalah waktu yang sangat baik untuk membentuk karakter remaja sebab ibarat tanah liat yang masih basah sehingga lentur dan begitu mudah dibentuk menjadi bejana yang indah. Orang tua sungguh memiliki andil yang besar dalam proses pembentukan mental anak sehingga kelak bisa  menjadi seorang dewasa yang menyadari bahwa “tidak semua hal yang manis itu sehat”. Remaja adalah waktu yang paling menentukan bagaimana perkembangan mereka di masa yang akan datang. Haruslah orang tua sebagai seorang yang mengasihi anak tetap setia menggandeng remaja tanpa menggunakan kekerasan baik secara fisik atau verbal. Masa ini sangat baik bila remaja diberikan modal pengajaran mengenai DUIT (doa, usaha, ikhtiar, dan tawakal) sehingga anak bertumbuh menjadi seorang yang bijaksana.

Orang tua dan guru dituntut untuk menjadi teman dan teladan bagi para remaja. Alih-alih menggurui, pertemanan akan memudahkan kita memantau aktivitas remaja. Sebab remaja sungguh terbuka dan mempercayai seorang yang dia anggap sebagai sahabat. Ada waktunya dia akan datang mencurahkan isi hati dan bila orang tua menemukan kesalahan yang tidak sepatutnya, hindari memojokkannya namun sampaikan sebagai seorang sahabat yang terbuka dari hati ke hati sehingga remaja merasa diterima dan nyaman terbuka pada orang tua. Anak pada masa ini biasanya enggan untuk disalahkan dan cenderung menjaga jarak dari orang tua yang otoriter dan suka menyalahkan.

Materi Pendidikan Seksual yang Perlu Diajarkan Bagi Remaja

Saat anak bertanya darimanakah dia berasal? Sungguh masih banyak orang tua yang memberikan jawaban membingungkan yang mengatakan kepada anak yang sudah menginjak usia puber kalau dia berasal dari burung bangau yang membawa seorang anak bayi yang ditaruh di depan pintu rumah. Bila anak sudah menginjak usia pra remaja maka sering mereka penasaran dengan hal yang berbau seksual. Sehingga orang tua sudah bisa memberikan penjelasan kalau pra remaja (umur sekitar 10 tahun) akan mulai mengalami menstruasi atau mimpi basah, perubahan bentuk payudara, pertumbuhan kumis, pertumbuhan bulu-bulu di sekitar alat kelaminnya, mengenai perbedaan mengapa laki-laki dewasa lebih kekar sedangkan wanita dewasa lebih lembut, atau mengenai mengapa lawan jenis terlihat lebih menarik.

Saat sudah menginjak remaja (sekitar 12 tahun) dan memasuki SMP maka pemikiran remaja sudah semakin berkembang dan orang tua mulai menjelaskan mengenai cara merawat kebersihan dan kesehatan organ reproduksi, proses reproduksi, risiko keguguran bila melakukan hubungan seks sebelum menikah karena sistem reproduksi yang belum siap untuk kehamilan, risiko perdarahan saat melahirkan sehingga mengancam nyawa, terancam putus sekolah, keinginan untuk aborsi karena rasa malu akibat kehamilan, dihantui penyesalan tertekan, terpaksa menanggung beban hidup yang berat di usia belia, serta kemungkinan terjangkit penyakit menular seksual. Bila remaja terjangkit infeksi saluran reproduksi maka remaja kelak dapat mengalami risiko saat sedang hamil, mengalami cacat janin, terkena penyakit kanker rahim atau kanker prostat, bahkan bisa terkena HIV yang hingga kini belum ada obatnya.

Raih Masa Depan Cemerlang Remaja

Pada akhirnya orang tua, guru di sekolah, dan organisasi masyarakat memiliki peran penting untuk menyelamatkan generasi bangsa dengan memberikan pendidikan seksual yang merupakan investasi tak ternilai demi masa depan anak. Generasi yang telah dimodali dengan pendidikan moral dan memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi yang memadai akan mampu melewati masa peralihan ini dengan baik sehingga siap menempuh tahap kehidupan berikutnya seperti melanjutkan pendidikan, mencari pekerjaan, dan menjadi anggota masyarakat yang berguna. 

Sebaliknya remaja yang kurang mendapatkan bimbingan dan pendampingan akan terhambat mencapai fase dewasa. Mari terus bekerja sama memberikan remaja bukan hanya sekedar pengetahuan namun juga pemahaman dan pengamalan dalam mengisi masa remaja yang sehat dan memenuhi keingintahuan dengan hal yang positif dan membangun untuk masa depan yang terbaik.

Salam generasi sukses,

Rahayu Damanik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun