Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kelangkaan Air Bersih Mengancam Dunia, Tanggung Jawab Siapa?

27 Maret 2016   02:52 Diperbarui: 27 Maret 2016   08:46 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi pengolahan air bersih yang diterapkan di IPA Taman Kota dan IPA Cilandak bukan berarti tidak mengalami kendala. Keadaan lingkungan yang tidak tertata bisa mempengaruhi proses produksi di kedua tempat tersebut. Misalkan karena turunnya permukaan darat akibat eksploitasi air tanah, maka saat musim kemarau panjang, air sungai menjadi surut sehingga permukaan air yang sedemikian rendah menyebabkan terjadinya aliran air laut menuju ke intake IPA Taman Kota yang hanya berjarak 8 kilometer dari laut. 

Hal ini menyebabkan kadar garam yang terlalu tinggi untuk dijadikan bahan air baku sehingga produksi air menurun bahkan berhenti. Demikian juga IPA Cilandak yang sumber air bakunya berasal dari sungai Krukut. Musim kemarau mengakibatkan air semakin keruh dan pertambahan populasi menyebabkan kadar amonia dan detergen semakin hari semakin tinggi akibat jumlah populasi Jakarta yang bertambah. Bukan hanya musim kemarau yang bisa menurangi produktivitas Palyja, sebaliknya musim hujan juga bisa menganggu karena sebagian daerah IPA bisa saja terendam banjir sehingga tidak mungkin dipergunakan. Artinya keseimbangan alam sangat diperlukan dalam mendukung proses pengelolaan air bersih.

Selain mengelola air baku, Palyja juga berusaha menurunkan tingkat NRW (non revenue water) atau kebocoran produksi air sehingga tidak memberikan pendapatan tetap ke Palyja. NRW ini bukan hanya merugikan Palyja namun juga pelanggan karena NRW bisa menyebabkan pasokan air ke pelanggan berkurang. Kebocoran akibat fisik disebabkan oleh kebocoran pada pipa, sambungan rumah, dan pipa primer. Sebaliknya kebocoran non fisik disebabkan kerusakan alat meteran atau karena sambungan air yang ilegal.

Demi mengatasi kecocoran, tahun 2016 Palyja sudah melakukan rehabilitasi fisik dengan melakukan rehabilitasi jaringan sebesar 20 km, perbaikan kebocoran di 32.000 titik , dan pemutusan pipa ilegal 100 km. Metode yang digunakan adalah dengan gas helium 5000 km serta menggunakan metode kamera JD7 dan suara correlator mencapai 40 km. Adapun metode gas helium yang dilakukan Palyja ini merupakan implementasi dalam skala besar pertama di dunia.

Tidak hanya rehabilitasi fisik, Palyja juga melakukan rehabilitasi komersial dimana sampai tahun 2016 sudah mengganti meter yang anomali sebanyak 40.250 dan meter yang rusak karena usia sebanyak 32.000. Palyja juga sudah mengatasi kasus yang terdiri dari 3100 penyalahgunaan dan 1900 kasus sambungan ilegal. Terakhir, Palyja sudah menyusun MOU bersama Polda untuk proses penindakan bagi pelaku pencurian air. Usaha dan komitmen dalam mengatasi kebocoran dan mengurangi NRW yang sangat merugikan pelanggan dan Palyja ini membuahkan hasil yang baik dimana tingkat kebocoran fisik dan komersial yang sebelumnya 59,4% kini menurun menjadi hanya 39,3%. Saat ini, kapasitas produksi IPA Pejompongan sudah meningkat menjadi 8.800-9.200 liter/detik untuk menyuplai wilayah Jakarta Barat dan Utara. Palyja juga berupaya meningkatkan kualitas air bersih di jaringan dengan melakukan re-klorinasi di booster pump Grogol, Gajah Mada, dan Tubagus Angke.

Demi menambah kualitas dan kuantitas air bersih untuk pelanggan, Palyja memiliki tiga proyek tambahan yaitu proyek Fatmawati untuk mendistribusikan pasokan air dari IPA Pejompongan menuju pelanggan di selatan. Ada juga proyek Muara Baru yang bertujuan meningkatkan pasokan dari IPA Pejompongan ke wilayah Muara Baru. Terakhir adalah proyek Kuningan untuk meningkatkan layanan atas permintaan pelanggan potensial di wilayah Kuningan – Tebet. Selain itu, guna memonitor gangguan operasional dan kualitas air di IPA Pejompongan, Palyja memiliki Distribution Monitoring Control Center (DMCC) yang pertama di Indonesia. DMCC berfungsi untuk memonitor suplai distribusi (kualitas dan kuantitas) air Palyja non stop selama 24 jam dalam 7 hari.

Tambahan lain yang perlu diketahui mengenai Palyja saat ini adalah mengenai kerja sama yang dibentuk antara PAM Jaya dan pihak swasta dalam hal ini Suez dan Astratel. Kerja sama ini memberikan delegasi kepada Suez dan Astratel untuk mengelola air bersih dari PAM Jaya kepada pihak swasta. Bentuk kerja sama ini bukanlah upaya privatisasi karena saat masa kontrak berakhir, segala aset utlitas akan dikembalikan kepada PAM Jaya. Upaya kerja sama ini dilakukan dengan tujuan utama meningkatkan efetivitas dan produktivitas Palyja sebagai operator pengelola air bersih.

[caption caption="Pemegang saham Palyja saat ini adalah Suez dan Astratel (dok Palyja)"]

[/caption]

 Aman Mengkonsumsi Air Palyja

Air yang diproduksi oleh Palyja aman dikonsumsi bahkan saya dan rombongan meminum air yang sudah selesai diolah tanpa dididihkan terlebih dahulu. Meneguk airnya mampu memberikan sensasi rasa segar di tenggorokan. Air ini tidak berasa, tidak berbau, dan jernih. Bila tidak diberitahukan oleh pihak Palyja, kami bahkan sama sekali tidak tahu kalau air tersebut adalah air hasil olahan langsung yang tanpa dimasak. Air yang sama aman untuk diminum bila telah tersalurkan di rumah masing-masing karena air telah melalui proses desinfeksi sehingga kuman-kuman di dalam air sudah dibunuh. 

Namun, bila mengkonsumsi air yang di rumah, kami disarankan untuk mendidihkannya terlebih dahulu karena untuk mengalirkan air sampai ke rumah pelanggan melewati pipa yang cukup panjang yang mungkin di dalamnya ada pipa yang bosor atau rusak. Air Palyja sangat aman dikonsumsi karena sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/MENKES/PER/IX tahun 1990 tentang syarat dan kualitas air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun