Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kelangkaan Air Bersih Mengancam Dunia, Tanggung Jawab Siapa?

27 Maret 2016   02:52 Diperbarui: 27 Maret 2016   08:46 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelangkaan air yang sedemikian parahnya akan memberlakukan hukum alam, siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Bahkan bukan hal yang berlebihan bila penguasa bengis layaknya Immortan Joe akan muncul dan mengendalikan orang-orang yang ingin mendapatkan air dan pangan darinya. Semoga saja hidup yang bagaikan mimpi buruk itu bisa kita cegah sejak kini.

Upaya Palyja Memaksimalkan Kuantitas dan Kualitas Air Bersih

Sampai akhir tahun 2015 hanya 60% penduduk Jakarta yang mendapatkan akses air bersih melalui perpipaan yang memenuhi persyaratan kualitas air berdasarkan Permenkes 416/MENKES/PER/IX tahun 1990. Artinya sekitar 40% masyarakat Ibu Kota yang tidak memiliki akses air bersih terpaksa mengkonsumsi air yang tidak layak atau membeli air kemasan yang cukup mahal.

Menurut data Palyja, kebutuhan air adalah sebesar 26.100 liter/detik sementara persediaan air hanya 17.000 liter/detik. Artinya ada kekurangan sebesar 9.100 liter/detik yang harus dipenuhi. Bahkan Pusat Kajian Sumber Daya Air Indonesia wilayah DKI memprediksi dalam 10 tahun mendatang, defisit air akan bertambah mencapai 19 ribu liter/detik dengan catatan total penduduk Ibu Kota menjadi 13,4 juta jiwa.

Saat ini Palyja Pejompongan yang beralamat di Jalan Penjernihan 1 No.1 Tanah Abang telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pasokan air bersih. Demi menyiasati air sungai Jakarta yang tidak layak dijadikan air baku maka Palyja mengambil sumber air baku dari luar Jakarta. Bila Palyja memaksakan menggunakan air baku dari sungai Ibu Kota maka diperlukan teknologi tambahan dengan biaya yang sangat mahal yang bisa berdampak pada jumlah tagihan PAM masyarakat.

Komitmen untuk tidak memberatkan pelanggan inilah yang menjadi pertimbangan Palyja sehingga mengambil air baku dari luar Jakarta sebanyak 94,3% dan hanya 5,7% yang berasal dari Jakarta. Sumber air baku luar Jakarta tadi paling banyak diperoleh dari Waduk Jatiluhur dan sebagian kecil diperoleh dari air olahan yang dibeli dari Tangerang. Bagaimana dengan air laut? Ibu Meyritha Maryanie, Corporate Communication Head PT Palyja mengatakan, Palyja memiliki teknologi untuk mengubah air laut menjadi air bersih namun kembali lagi, pasti akan memengaruhi harga tagihan air. Itulah sebabnya Palija mengusahakan cara lain agar harga air tetap ekonomis. Terbukti dari sejak Januari 2007 Ibu Meyritha mengatakan belum ada perubahan harga tarif hingga saat ini.

Air baku Jakarta yang sedemikian tercemar disebabkan kurangnya pengelolaan limbah industri dan kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai. Ibu Irma selaku Deputi Direktur Operasi Pelayanan Palyja menyatakan kalau Palyja juga memiliki teknologi pre-treatment untuk mengolah air Jakarta menjadi air baku yang layak untuk diolah menjadi air bersih. Teknologi ini sangat diperlukan apabila terjadi penurunan pasokan air dari waduk Jatiluhur. 

Pre-treatment ini terdiri dari dua yaitu metode biofiltrasi dengan memanfaatkan bakteri alami dalam pengolahan proses pengolahan air yang terletak di IPA Taman Kota dan teknologi Moving Bed Bio-Film Reactor (MBBR) di IPA Cilandak Kanal Banjir Barat. Teknologi ini memungkinkan Taman Kota untuk menghasilkan air bersih sejumlah 150 liter/detik dengan menggunakan air baku dari sungai Cengkareng Drain.

[caption caption="Sumber Air Baku Palyja (dok Palyja)"]

[/caption]

Palyja adalah operator air bersih pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang menggunakan teknologi MBBR. MBBR merupakan teknologi pengolahan bahan air baku dengan menggunakan partikel bernama “meteor” sebagai media tumbuh kembang mikroorganisme yang mampu mengurai amoniak, besi, mangan, dan detergen dalam air. Pre treatment IPA Taman Kota dan Cilandak ini memberi tambahan pasokan air bersih mencapai 400 liter/detik dengan sumber air berasal dari sungai Krukut.

[caption caption="Meteor yang merupakan media bagi bakteri alami yang mampu mengurai sampai 87% Amonia (dokpri)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun