Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Guru Ada yang LGBT] Jangan Larang LGBT Masuk Kampus!

22 Februari 2016   00:11 Diperbarui: 22 Februari 2016   09:29 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Sakit hati, kecewa, atau patah hati pada lawan jenis yang dulunya menjadi kekasihnya. Misalkan seorang wanita yang diselingkuhi berkali-kali oleh laki-laki sehingga tidak percaya lagi pada yang namanya laki-laki sehingga akhirnya merasa jatuh cinta pada wanita.

2. Terluka kepada orang tua misalkan, ada seorang anak perempuan yang sangat membenci bapaknya karena sang bapak selalu memukuli istrinya yang notabene adalah ibu dari si anak perempuan. Akhirnya si anak perempuan membenci semua mahluk yang bernama laki-laki dan kemudian mencintai sesama jenis.

3. Orang tua yang mendambakan anak laki-laki namun ternyata yang lahir anak perempuan apalagi orang tua menunjukkan kekecewaannya, maka si anak perempuan secara tidak sadar menyalahkan jenis kelamin dan dirinya yang tidak mampu membahagiakan orang tuanya. Lama-lama si anak perempuan berusaha mengubah pemikirannnya dan tingkah lakunya kalau dia adalah seorang anak laki-laki seperti yang diidam-idamkan ibu/bapaknya. Inilah cikal bakal terjadinya lesbian, dimana seorang wanita berubah. Kini dia merasakan seolah-olah dirinya adalah seorang pria sehingga wajar dia mencintai wanita.

4. Korban secara langsung pelaku LGBT seperti kasus anak kecil yang dijadikan objek seks abangnya

5. Tertular LGBT karena bergaul terlalu akrab dengan kaum LGBT

6. Mungkin ada Bapak/Ibu pembaca yang ingin menambahkan pendapat?

Kaum LGBT tidak boleh masuk kampus karena berpotensi menularkan kebiasaannya pada mahasiswa lain. Saya tidak sependapat bila mereka dilarang menuntut ilmu. Perilaku apa di muka bumi yang tidak bisa menular? Perokok bisa menularkan kebiasaan merokoknya kepada temannya, pelaku seks bebas, korupsi, pemarah, pemalas, penipu semuanya bisa menular. Hati-hati berteman dengan pasangan yang suka selingkuh, suatu saat Anda pun akan selingkuh, ini adalah sebuah fakta! Demikian juga karakter baik seperti rajin, jujur, atau setia bisa menular. Intinya jangan beranggapan kalau hanya LGBT yang bisa menular.

Coba kita selidiki ke dalam hati kita, adakah suatu kekurangan yang berpotensi untuk ditularkan kepada orang lain? Selama kita hidup di muka bumi pasti ada suatu kekurangan di dalam diri kita. Itulah sebabnya, marilah kita menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, salah satunya dengan cara jangan menghakimi kaum LGBT. Seperti sebuah kalimat bijaksana, “Selumbar (rimah kayu) di mata saudaramu bisa kau lihat tetapi balok di matamu sendiri tidak bisa kau lihat” Artinya jangan terlalu fokus menghakimi ‘kesalahan kecil’ orang lain sehingga ‘kesalahan besar’ diri sendiri tidak disadari.

LGBT itu kesalahan fatal, tidak bisa dimaafkan karena berbahaya bagi generasi anak cucu. Benarkah hanya LGBT yang membahayakan? Mana lebih berbahaya daripada koruptor? Sekalian saja perokok dilarang masuk kampus, coba lihat sudah berapa banyak anak yang meninggal karena diagnosis infeksi paru-paru akibat asap rokok. Atau jangan perbolehkan satu pun mahasiswa penikmat pornografi masuk kampus karena mahasiswa lain bisa terjangkiti. Boleh juga mengeluarkan semua mahasiswa yang pemalas dan gemar melakukan plagiat di kampus karena berpotensi menularkan kebiasaan buruknya dan kelak membahayakan orang banyak bila berhasil menjadi pejabat.

LGBT mungkin lebih baik karena ada perang batin di dalam hatinya yang juga ingin memiliki keturunan dan punya keluarga yang normal. Sayangnya usaha untuk mencapai yang demikian selalu gagal dan membuat mereka menyerah. Bagaimana dengan Bapak/Ibu/Remaja yang diam-diam menikmati pornografi dan tampaknya tanpa merasa bersalah? Bagaimana pula dengan koruptor yang santai saja menghisap darah rakyat? Jadi, masihkan mengatakan LGBT adalah ‘penyakit’ yang paling fatal sehingga harus dilarang mengenyam pendidikan?

Jangan larang kaum LGBT masuk kampus karena pendidikan adalah hak semua anak bangsa termasuk kaum LGBT. Namun, jangan bergaul dekat dengan kaum LGBT, sama seperti Anda jangan berteman akrab dengan penjudi, pemabuk, perokok, pelaku seks bebas, peselingkuh karena sama-sama berpotensi menular. Banyak ‘penyakit menular’ di perguruan tinggi termasuk keberadaan ‘ayam kampus’ tetapi mengapa masih banyak mahasiswa yang tidak tertular? Karena mereka memiliki prinsip yang kuat di dalam dirinya dan tidak berteman akrab dengan ‘penderita’. Artinya, jangan takut ketularan karena menular tidaknya ‘penyakit-penyakit’ tersebut kembali ke diri Anda masing-masing. Janganlah mengurangi hak seseorang hanya karena tampaknya kesalahan mereka lebih besar daripada kita. Sama seperti hak kita yang tidak ingin dirampas orang lain, demikian juga kaum LGBT tidak ingin hak-nya dicuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun