Mohon tunggu...
Tri Rahayu ( Mbak Lily)
Tri Rahayu ( Mbak Lily) Mohon Tunggu... Freelancer - Frelance writer

Penulis lepas, konten creator

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Setitik Rasa dan Sejuta Maaf ( bagian 3)

18 Januari 2025   06:42 Diperbarui: 18 Januari 2025   06:42 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Jangan pernah temui lagi pria itu, Ge. Ingat apa yang sudah mamanya lakukan padamu. Wanita sombong itu benar-benar nggak punya hati nurani." Maki Bu Andini dengan kesal.


"Kalau mama masih kesal kenapa terima pesanan dari Bu Sartika? Gea baru tahu kalau pesanan itu dari Bu Sartika."


Bu Andini pun lantas duduk kembali. Pesanan itu bukan atas nama Bu Sartika, melainkan orang lain. Dulu Dendy ijin pada Bu Andini  mengajak Ghea ke rumahnya untuk bertemu dengan Bu Sartika. Namun, Bu Sartika beralasan sedang sibuk dengan acara sosialnya. Akhirnya acara itu batal.
Hari itu, saat Ghea pulang dari rumah Dendy, Ghea mendapat kabar kalau papanya kecelakaan. Mobil papanya ditabrak saat perjalanan pulang oleh mobil yang menyalipnya. Hari sudah larut dan papa Ghea pulang dari checking  lokasi calon kantor baru dengan manager pemasaran kantornya.


"Sudah Ma, jangan ingatkan hal itu lagi. Itu bener-bener nggak ingin Ghea ingat, Ma." Ucap Ghea dengan isak tangis. Ia berlari ke luar dapur meninggalkan mamanya.


Tubuh Bu Andini luruh di sudut dapur, beruntung ia masih bisa bersandar pada tembok sehingga tidak jatuh. Bu Andini juga merasa dunianya hancur saat mendapat telfon dari Ghea kalau Bu Sartika membatalkan acara pertemuannya dengan Ghea secara sepihak. Apalagi, setelahnya ia di beritahu perusahaan kalau mobil suaminya mengalami kecelakaan.


"Maafin Mama, Ge. Mama belum bisa maafin Bu Sartika begitu juga Dendy."


Tak di sangka di depan pintu, adik Ghea berdiri mematung melihat keadaan mamanya. Bu Andini tak menyadari kalau putranya sudah pulang.


"Ma, ma-ma kenapa? Bangun Ma!" Ganendra yang menenteng ranselnya mendekat pada Bu Andini. Hari itu Ganendra melihat sisi rapuh mamanya yang selama ini tak pernah Ganendra tau. 


"Maafin Ganendra, Ma. Selama ini nyusahin Mama saja." Ganendra memeluk Bu Andini. Mereka berpelukan dengan isak tangis.


Bu Andini menatap wajah putranya. Ia tak menyangka kalau putranya akan pulang lebih awal.


"Apa yang terjadi Ma. Ganen dengar Mbak Ghea tadi nangis diatas. Mama nggak cekcok kan dengan Mbak Ghea?" Selidik Ganendra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun