Oh, ternyata itu Bapak si balita tersebut. Tanpa berbicara panjang, kami hanya tersenyum dan menjawab,
"Mohon maaf, Bapak, kami relawan yang melakukan survei terkait surat bantuan pengobatan yang Bapak ajukan beberapa waktu lalu."
Beliau hanya tersenyum kecut.
Di tengah perjalanan, kami hanya bisa geleng- geleng kepala. Nyatanya, rumah sebagus itu masih mengaku menjadi orang miskin.
"Terus, bagaimana dengan kita?" sahut teman saya.
Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.
Lantas kami melanjutkan perjalanan untuk pulang.
Bubulan, 21 Juli 2021.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI