Mohon tunggu...
Di Timur Fajar
Di Timur Fajar Mohon Tunggu... -

Titip salam dari pemilik lapak ini: Aku andaikan mereka dan mereka andaikan aku. Cobalah berempati: merasakan berada pada posisi mereka, maka akan banyak yang bisa kita mengerti dan pahami tentang mereka, tentang kesalahan mereka. Karena kenyataan tidak pernah salah. Tuhan menghadiahi kita akal, bahwa ada kausalitas dalam setiap persoalan. Maka pandai-pandailah menguraikannya." (Rahayu Winette) Jadilah diri sendiri namun tak ada salahnya Anda(i) coba berempati dalam posisi orang lain. (Di Timur Fajar)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

88). Kebebasan Dalam Keter'buka-buka'an

22 Desember 2010   04:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

. . RW* Artinya yang jadi solusi bagaimana memperbaiki cara dan bimbingan tentang seks kepada anak. Tidak harus buka-bukaan pakaian hanya untuk menjadikan ketelanjangan sebagai hal yang biasa. Sedemikian biasanya sampai seseorang dianggap tidak akan terangsang dibuatnya.

By : Rahayu Winnet

NB: Sampai di sini dulu point-point pikiran saya,  akan saya tambah, tumbuh dan kembangkan di kolom komentar. Silakan kalau ada pikiran pembanding atau sanggahan, mari kita bawa dalam tukar pendapat dan dialog perbedaan yang mencerahkan. Kita bisa berbeda, tapi tidak untuk 'berbeda'. Atau sekali berbeda tidak harus berbeda teruuuuuus.

Kalau bisa meminta, kesediaan untuk singgah dengan komentarnya diposting di bawah point-point pikiran saya,  yang sedianya mau ditambah terus. Kalau untuk mengomentari point pikiran saya yang mana, cantumkan saja nomornya.

Maaf, permintaan ini tidak bermaksud terlalu mendikte  siapa saja. Saya hanya coba belajar dengan satu format tulisan yang point-point pikirannya tumbuh dan kembang  serta spontan saya tuangkan. Jadi tidak harus menunggunya terkumpul lengkap, atau tersusun secara sistematis. Ke depan masih ada satu tulisan dengan format seperti ini; yaitu improvisasi kritisi saya terhadap keberadaan kompasiana. Ditunggu saja, soalnya saya sendiri saja tidak tahu dan selalu menunggu rencana muluk-muluk saya yang kadang tidak ketahuan rimbanya, kapan realisasinya.

Wassalam !

Tulisan Terkait:

49). Menghargai Kebebasan dalam Perbedaan, Sejauh Mana?

51), Syukur Mereka Mabok ! (Kebebasan Ekspresi Individu Di Ruang Publik, Sejauh Mana?)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun