Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Pramoedya Hidup di Era Algoritma

2 Februari 2025   14:00 Diperbarui: 2 Februari 2025   14:00 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah tempat kelahiran Pramoedya Ananta Toer, Jl. Sumbawa No. 40, Kel. Jetis, Kab. Blora, Jawa Tengah.(Foto: KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO N)

Pramoedya, dengan semangat egaliternya, mungkin akan merangkul budaya ini sebagai cara untuk memperluas pengaruh sastra.

Kritik terhadap Kapitalisme Digital

Meski memanfaatkan teknologi, Pramoedya tidak akan kehilangan sikap kritisnya terhadap sistem yang menindas.

Ia mungkin akan mengkritik kapitalisme digital, di mana perusahaan teknologi raksasa mengontrol data dan informasi untuk keuntungan pribadi.

Dalam esai-esainya, ia mungkin akan memperingatkan tentang bahaya monopoli informasi dan eksploitasi data, yang ia lihat sebagai bentuk baru kolonialisme.

Mungkin saja, dia akan menyusun buku Rumah Kaca Oligarki atau Gadis Algoritma yang mengkritik sistem patriarki di era disrupsi. Tentu saja Akumulasi Kapital di Sektor Teknologi akan menjadi perhatian serius bagi Pramoedya.

Shoshana Zuboff dalam surveillance capitalism (2019), secara bernas, menggambarkan bagaimana data pribadi dieksploitasi untuk keuntungan ekonomi, menciptakan sistem pengawasan yang mirip dengan "rumah kaca".

Menulis adalah Keabadian

Jika Pramoedya Ananta Toer hidup di era digital, ia akan menjadi sosok yang kompleks: Seorang penulis yang memanfaatkan teknologi untuk memperluas pengaruhnya, sekaligus seorang kritikus yang waspada terhadap dampaknya.

Ia akan menari di antara adaptasi dan resistensi, memanfaatkan kemudahan digital tanpa kehilangan esensi dari karyanya.

Dalam setiap tweet, blog, atau podcast, Pramoedya akan tetap menjadi suara yang menggedor kesadaran, mengajak kita untuk merenung, dan mengingatkan kita bahwa di balik kemajuan teknologi, nilai-nilai kemanusiaan tetap yang paling penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun