Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar masjid melalui berbagai sektor.
Sektor Kuliner dan Souvenir
Sebagai salah satu masjid yang sering dikunjungi wisatawan religi, banyak pedagang yang membuka usaha di sekitar area masjid, khususnya untuk sektor kuliner dan oleh-oleh.
Wisatawan yang datang ke masjid tidak hanya datang untuk beribadah, tetapi juga untuk menikmati berbagai kuliner khas Yogyakarta, seperti nasi gudeg, bakpia, dan makanan lokal lainnya.
1. Estimasi Perputaran Uang di Kuliner:
Misalnya, jika kita perkirakan ada 10.000 orang yang mengunjungi Masjid Jogokariyan setiap minggunya dan rata-rata menghabiskan Rp30.000 untuk makanan dan minuman (termasuk nasi gudeg, es teh, atau makanan ringan).
Dengan demikian, perputaran uang di sektor kuliner bisa mencapai sekitar Rp300.000.000 per minggu atau sekira Rp1,2 miliar per bulan.
Ini adalah angka yang signifikan, mengingat masjid ini cukup sering dikunjungi oleh wisatawan lokal dan luar daerah.
2. Estimasi Perputaran Uang di Souvenir
Selain itu, sektor souvenir dan oleh-oleh juga memberikan kontribusi. Banyak pengunjung yang membeli cendera mata seperti tasbih, sajadah, buku agama, atau pernak-pernik Islami.
Jika rata-rata 20% pengunjung membeli oleh-oleh dengan harga rata-rata Rp50.000, maka perputaran uang di sektor souvenir bisa diperkirakan sekitar Rp100.000.000 per bulan.