Masjid Jogokariyan di Yogyakarta bukan hanya sebuah tempat ibadah, tetapi juga merupakan simbol dari keberhasilan konsep masjid sebagai pusat pemberdayaan masyarakat yang melibatkan banyak sektor kehidupan.
Masjid yang mulai dibangun sejak 20 September 1966 ini memiliki banyak keunikan, baik dari sisi arsitektur, manajemen, hingga peran sosial dan ekonominya yang tak dapat dipandang sebelah mata.
Berbeda dengan masjid-masjid lainnya di Yogyakarta, yang umumnya hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, Masjid Jogokariyan telah mengembangkan dirinya sebagai pusat pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan sosial bagi masyarakat sekitarnya.
Keunikan inilah yang menjadikannya berbeda dan menarik perhatian banyak pengunjung, baik dari dalam maupun luar kota, serta membentuk ekosistem ekonomi di sekitarnya.
Peran pemerintah setempat menjadi strategis, jika melihat pertumbuhan ekonomi yang mengelilinginya. Tentang peran kebijakan pemerintah dalam industri wisata halal ini, kompasianer dapat mengunjungi artikel saya sebelumnya:
Keunikan Masjid Jogokariyan: Lebih Dari Sekadar Tempat Ibadah
Keunikan tidak hanya sekadar bentuk bangunan, namun beragam aktifitas yang mengikutinya. Masjid Jogokariyan, masyhur sebagai pusat kegiatan sosial yang berdampak luas bagi masyarakat.
Berikut adalah beberapa keunikan yang berhasil dirangkum penulis.
1. Konsep Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat