Pendekatan ini menjadikan setiap pertandingan sebagai laboratorium strategi, di mana Carlsen tidak hanya mencari kemenangan tetapi juga eksplorasi intelektual.
***
Konon, Carlsen yang dijuluki 'Mozart-nya catur' dikarenakan mampu menghafal puluhan hingga ratusan partai klasik. Artinya, dia sangat intim dengan duel catur di abad ke-16. Sebut saja nama Ruy Lopez de Segura, yang namanya diabadikan menjadi salah satu nama pembukaan [opening].
Luis Ramirez de Lucena atau Francois-Andre Philidor yang terkenal dengan teori 'Babak Akhir' [end game]. Gaya Pembukaan [opening] Philidor begitu terkenal di era klasik sampai hari ini.
Kemampuan menghafal bermacam langkah di babak pembukaan [opening], babak tengah [middle game], babak akhir [end game], kombinasi, taktik, pada akhirnya memberikan sumbangsih besar dalam kemenangan permainan catur.Â
Maka, tak sedikit pecatur memiliki IQ [intelligence quotient] diatas rata-rata normal manusia [100-120].
Sebut saja Kasparov pemilik IQ 194. Bobby Fischer 187. Judith Polgar 170 [pecatur wanita pertama asal Hungaria yang pernah mengalahkan Kasparov dan meraih gelar GM diusia 15 tahun 120 hari].
Jadi, Anda bisa bayangkan, komputer Deep Blue pada tahun 1996 sanggup menganalisa 200 juta langkah dalam tempo singkat. Bahkan, komputer Deep Junior yang dikalahkan Kasparov di tahun 2003, memiliki kemampuan mengkalkulasi 3 juta langkah per detik.
***
Proses pencapaian pecatur dunia memang tak mudah. Untuk bisa mencapai posisi Grand Master saja, setidaknya seorang pecatur normal membutuhkan waktu pembelajaran secara tekun tanpa henti 3 jam per hari selama 10 tahun. 3.650 hari. 10.950 jam.
Carlsen mulai belajar catur di usia 5 tahun. Mencapai GM di usia 13 tahun. Hanya butuh 8 tahun. Lebih cepat 2 tahun dari waktu normal. Itulah sebabnya, Kasparov pada tahun 2009, bersedia menjadi guru bagi Carlsen selama 1 tahun penuh.