Selalu ada cerita menarik disetiap kunjungan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Sebagian awam mungkin menganggap hal yang biasa. Bagi saya, sungguh luar biasa.
Mengapa demikian? Baiklah, saya akan menceritakannya di sini saja. Karena menurut saya ini sangat penting.
Cerita ini dimulai pada hari Selasa, 3 Mei 2022. Tiga tahun yang lalu. Saya masih ingat, waktu itu adalah Lebaran hari kedua.
Disaat kita semua masih sibuk berkumpul bersama keluarga dan handai taulan. Sebagian kita mungkin juga sudah mudik ke kampung halaman.
***
Prabowo, pagi itu terlihat sangat bersemangat. Senyum kecil dari bibirnya itu nampak terlihat ada sesuatu yang membuatnya bahagia. Sejurus kemudian, dia mengambil beberapa buku dari atas meja.
Atas sikapnya yang demikian itu, saya tidak heran. Karena selalu ada buku yang menemani kemanapun dia pergi. Buku sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya. "Buku adalah teman paling setia", ujarnya.
Bukan hanya itu saja, bahkan sejak pertama kali saya mengikuti kegiatan kaderisasi sekira tahun 2010, 15 tahun yang lalu, selalu saja beliau membuka dan membacakan beberapa halaman buku sebagai pemantik awal diskusi kami kemudian.
Sontak, otak di dalam tengkorak saya mulai bekerja dan mengantisipasi jika nanti ada pertanyaan dari Sang Ketum. Lutut ini terasa gemetar jika mendapat giliran untuk menjawab.
Tahan dulu! Cerita tentang kaderisasi itu akan saya lanjutkan diwaktu yang lainnya. Ada yang menarik untuk diceritakan. Sabar yaa...
***
Singkat cerita, rombongan Prabowo tiba di Pondok Pesantren Walisongo Situbondo, Jawa Timur.
Ini menjadi tujuan pertama dari serangkaian lawatan Prabowo untuk melepas rindu dan mempererat tali silaturahmi kepada sejumlah Kiai Besar Nahdlatul Ulama.
PP Walisongo yang dibangun sejak tahun 1993 dan berdiri di atas lahan seluas 10 hektar ini merupakan salah satu pesantren salaf di Situbondo yang menerapkan sistem pendidikan modern.
Dipimpin oleh seorang ulama kharismatik, Kiai Kholil As'ad. Pesantren berkembang cukup pesat hingga jumlah santri saat ini kurang lebih 5000 orang. Sebuah capaian yang luar biasa sebagai sebuah ikhtiar membangun peradaban mulia.
Perjumpaan Prabowo dan Kiai Kholil As'ad ini disaksikan oleh ribuan santri dan diiringi jutaan doa dan pengharapan. Apa yang dibicarakan oleh kedua pemimpin besar ini, saya tidak bisa menceritakannya di sini.
Senyum Prabowo kali ini bertambah lebar dibanding sebelumnya. Kerinduannya pada Sang Ulama sudah terbalaskan. Akan tiba waktunya untuk bertemu kembali.
Seperti tidak mengenal lelah, Prabowo melanjutkan perjalanannya menuju Jember, di hari yang sama. Semangatnya nampak berlipat ganda.
Kali ini, Prabowo bertemu langsung bertemu dengan Kiai Achmad Muzakki Syah, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Qodiri. Sebuah pesantren yang sudah berusia 35 tahun. Berdiri di atas lahan seluas 29 hektar.
Nama Al-Qodiri disandarkan pada nama besar Syaikh Abdul Qodir Jailani Ra. Diketahui, Kiai Muzakki ternyata sudah mengamalkan dzikir Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jailani sejak beliau berusia 8 tahun.
Kecerdasannya sudah terlihat sejak kecil. Penggunaan nama Pesantren yang dilekatkan kepada Syaikh Abdul Qodir Jailani, dimaksudkan agar Pesantren ini kelak mendapat siraman karomah sebesar karomahnya Syaikh Abdul Qodir Jailani.
Untuk kedua kalinya Prabowo tersenyum lebar. Nampak rasa hormat yang besar darinya kepada Sang Kiai.
***
Keesokan harinya, 4 Mei 2022, Prabowo mengunjungi pesantren terbesar dan sangat populer di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal pesantren ini, yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada tanggal 3 Agustus 1899 bertepatan dengan 26 Rabiul Awal 1317 Hijriah.
Pondok Pesantren Tebuireng. Di sini Prabowo dengan KH Abdul Hakim Mahfudz atau akrab disapa Gus Kikin. Tak lupa, Prabowo juga mengunjungi makam almarhum Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Dari Jawa Timur, melanjutkan kunjungan ke Jawa Tengah. Pesantren pertama yang dikunjungi pada 5 Mei 2022 adalah Pondok Pesantren Al-Anwar, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang.
Prabowo bertemu langsung dengan KH Muhammad Najih Maimoen alias Gus Najih dan Muhammad Idror alias Gus Idror. Keduanya merupakan putra dari almarhum Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
Pondok Pesantren Attauhidiyah Giren Talang, Kabupaten Tegal menjadi kunjungan selanjutnya. Kedatangan Prabowo disambut Pimpinan Ponpes, KH Ahmad Saidi.
Dari Tegal, lanjut ke Pekalongan. Berkunjung ke kediaman KH Habib Muhammad Lutfi bin Yahya. Pertemuan berlangsung sekitar dua jam. Keduanya berbincang di ruang kamar pribadi Habib Lutfi.
Rangkaian lawatan ini berakhir di Pondok Pesantren Buntet, Cirebon, Jawa Barat pada Jumat, 6 Mei 2022. Dalam kunjungan tersebut, Prabowo disambut oleh KH Adib Rofiuddin Izz.
***
Begitu banyak cerita menarik dari serangkaian kunjungan ini. Dan tidak bisa saya ceritakan lebih detail.
Tapi ada satu yang menurut saya penting untuk dicermati, yaitu BUKU UNTUK PAK KIAI. Prabowo sangat memahami tipikal para Kiai besar tersebut, yaitu senang membaca.
Itulah yang menjadi salah satu kekuatan para ulama besar. Kecintaannya kepada Sang Pencipta bersamaan dengan luasnya ilmu pengetahuan.
Ada dua buku karangan Prabowo yang diberikan kepada para Kiai.
Pertama, "Paradoks Indonesia: Negara kaya raya, tetapi masih banyak rakyat hidup miskin".
Kedua, "Kepemimpinan militer: Catatan dari pengalaman". Tentang buku ini secara mendalam saya akan tulis pada kesempatan lain.
Sesungguhnya, tidak banyak pemimpin di Indonesia yang melakukan seperti yang dilakukan oleh Prabowo. Tindakan ini mengonfirmasi gaya kepemimpinan yang tawadhu' kepada ulama.
Sepandai-pandainya manusia, sesungguhnya tak akan memiliki arti apapun tanpa dibarengi dengan sikap tawadhu'.
Sikap semacam ini bukanlah sekadar kepasrahan pasif tetapi merupakan kata kerja yang merujuk pada serangkaian ikhtiar untuk memajukan seluruh komponen bangsa, salah satunya adalah pondok pesantren dengan jumlah santri yang sangat besar.
Pemahaman holistik tentang agama, kondisi faktual bangsa (Paradoks Indonesia) dan gaya kepemimpinan, menjadi kombinasi tak terpisahkan untuk menjawab beragam tantangan berbangsa dan bernegara di tengah-tengah krisis dan ancaman resesi global.
Wallahu a'lam bish-shawab...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI