Begitu banyak cerita menarik dari serangkaian kunjungan ini. Dan tidak bisa saya ceritakan lebih detail.
Tapi ada satu yang menurut saya penting untuk dicermati, yaitu BUKU UNTUK PAK KIAI. Prabowo sangat memahami tipikal para Kiai besar tersebut, yaitu senang membaca.
Itulah yang menjadi salah satu kekuatan para ulama besar. Kecintaannya kepada Sang Pencipta bersamaan dengan luasnya ilmu pengetahuan.
Ada dua buku karangan Prabowo yang diberikan kepada para Kiai.
Pertama, "Paradoks Indonesia: Negara kaya raya, tetapi masih banyak rakyat hidup miskin".
Kedua, "Kepemimpinan militer: Catatan dari pengalaman". Tentang buku ini secara mendalam saya akan tulis pada kesempatan lain.
Sesungguhnya, tidak banyak pemimpin di Indonesia yang melakukan seperti yang dilakukan oleh Prabowo. Tindakan ini mengonfirmasi gaya kepemimpinan yang tawadhu' kepada ulama.
Sepandai-pandainya manusia, sesungguhnya tak akan memiliki arti apapun tanpa dibarengi dengan sikap tawadhu'.
Sikap semacam ini bukanlah sekadar kepasrahan pasif tetapi merupakan kata kerja yang merujuk pada serangkaian ikhtiar untuk memajukan seluruh komponen bangsa, salah satunya adalah pondok pesantren dengan jumlah santri yang sangat besar.
Pemahaman holistik tentang agama, kondisi faktual bangsa (Paradoks Indonesia) dan gaya kepemimpinan, menjadi kombinasi tak terpisahkan untuk menjawab beragam tantangan berbangsa dan bernegara di tengah-tengah krisis dan ancaman resesi global.
Wallahu a'lam bish-shawab...