***
Singkat cerita, rombongan Prabowo tiba di Pondok Pesantren Walisongo Situbondo, Jawa Timur.
Ini menjadi tujuan pertama dari serangkaian lawatan Prabowo untuk melepas rindu dan mempererat tali silaturahmi kepada sejumlah Kiai Besar Nahdlatul Ulama.
PP Walisongo yang dibangun sejak tahun 1993 dan berdiri di atas lahan seluas 10 hektar ini merupakan salah satu pesantren salaf di Situbondo yang menerapkan sistem pendidikan modern.
Dipimpin oleh seorang ulama kharismatik, Kiai Kholil As'ad. Pesantren berkembang cukup pesat hingga jumlah santri saat ini kurang lebih 5000 orang. Sebuah capaian yang luar biasa sebagai sebuah ikhtiar membangun peradaban mulia.
Perjumpaan Prabowo dan Kiai Kholil As'ad ini disaksikan oleh ribuan santri dan diiringi jutaan doa dan pengharapan. Apa yang dibicarakan oleh kedua pemimpin besar ini, saya tidak bisa menceritakannya di sini.
Senyum Prabowo kali ini bertambah lebar dibanding sebelumnya. Kerinduannya pada Sang Ulama sudah terbalaskan. Akan tiba waktunya untuk bertemu kembali.
Seperti tidak mengenal lelah, Prabowo melanjutkan perjalanannya menuju Jember, di hari yang sama. Semangatnya nampak berlipat ganda.
Kali ini, Prabowo bertemu langsung bertemu dengan Kiai Achmad Muzakki Syah, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Qodiri. Sebuah pesantren yang sudah berusia 35 tahun. Berdiri di atas lahan seluas 29 hektar.
Nama Al-Qodiri disandarkan pada nama besar Syaikh Abdul Qodir Jailani Ra. Diketahui, Kiai Muzakki ternyata sudah mengamalkan dzikir Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jailani sejak beliau berusia 8 tahun.
Kecerdasannya sudah terlihat sejak kecil. Penggunaan nama Pesantren yang dilekatkan kepada Syaikh Abdul Qodir Jailani, dimaksudkan agar Pesantren ini kelak mendapat siraman karomah sebesar karomahnya Syaikh Abdul Qodir Jailani.