DeepSeek, sebuah perusahaan rintisan baru artificial intelligence (AI) asal Tiongkok, telah muncul sebagai penantang serius bagi dominasi teknologi Silicon Valley di tengah perang dagang AS-Tiongkok yang berpotensi meningkat seiring terpilihnya Presiden Donald Trump.
Jika diberi pilihan, saya dan sebagian besar kompasianer tentu saja akan lebih memilih teknologi berkemampuan tinggi, mudah diadopsi, dan yang paling penting adalah ramah di kantong.
Alasan terakhir ini sepertinya membuat perusahaan-perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat mulai kebakaran jenggot.
Pasalnya, DeepSeek memberikan jalan keluar signifikan atas kebutuhan teknologi berbasis deep learning dengan biaya sangat kompetitif di tengah perang dagang AS-Tiongkok.
Surat kabar ternama The New York Times bahkan mengangkatnya dalam sebuah tajuk khusus "How Chinese A.I. Start-Up DeepSeek Is Competing With Silicon Valley Giants" (Metz & Tobin, 2025).
Media berbasis di Amerika Serikat itu menulis bahwa DeepSeek sudah membangun chatbot yang lebih murah dan kompetitif dengan lebih sedikit cip komputer canggih daripada raksasa AS seperti Google dan OpenAI, yang mengalami keterbatasan kendali ekspor cip.
Lain lagi dengan sorotan BBC. Mereka mengkhawatirkan situasi ini yang akan berdampak pada menurunya saham-saham perusahaan besar teknologi. Dalam sebuah tajuk, "What is DeepSeek and why did it cause tech stocks to drop?" (Drenon, 2025).
BBC menulis bahwa Nvidia tampaknya paling terpukul. Nilai pasarnya turun hampir USD600 miliar pada hari Senin (27/1/2025). Harga sahamnya anjlok 17% sepanjang hari. Penurunan terbesar dalam satu hari untuk perusahaan mana pun dalam sejarah AS.
Apa itu DeepSeek?
DeepSeek adalah perusahaan kecerdasan buatan Tiongkok yang didirikan di Hangzhou, sebuah kota di tenggara China. Perusahaan ini diluncurkan pada Juli 2023, tetapi aplikasi asisten AI populernya baru dirilis di AS pada 10 Januari 2025.
Liang Wenfeng, tokoh utama di balik DeepSeek, sebelumnya hanya mengelola divisi pembelajaran mendalam dari hedge fund High-Flyer.
Dengan latar belakang dalam ilmu komputer dan keuangan kuantitatif, Liang berfokus pada pengembangan model AI tanpa ketergantungan pada pendanaan dari raksasa teknologi seperti Baidu atau Alibaba.
Pendekatan ini memungkinkan DeepSeek untuk mengejar inovasi tanpa tekanan komersial jangka pendek.
Dengan peluncuran model AI terbarunya, DeepSeek-R1, perusahaan ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam kemampuan penalaran dan efisiensi biaya, yang berpotensi mengubah lanskap persaingan global di sektor AI.Â
Keberadaannya menandai babak baru dalam kompetisi teknologi antara Silicon Valley dan Tiongkok.Â
Keunggulan Teknologi DeepSeek
Model DeepSeek-R1 telah diklaim mampu bersaing dengan model AI terkemuka seperti OpenAI dan Google dalam hal penalaran matematis dan efisiensi kode.
Dengan biaya pengembangan yang jauh lebih rendah, sekitar USD5 juta, DeepSeek-R1 menggunakan arsitektur multi-head latent attention dan pendekatan mixture of experts untuk meningkatkan efisiensi komputasi.
Model ini dirilis sebagai sumber terbuka, memudahkan akses bagi pengembang di seluruh dunia dan mengurangi biaya operasional dibandingkan dengan layanan serupa dari perusahaan AS.
DeepSeek bukanlah sekadar perusahaan teknologi biasa. Mereka hadir dengan pendekatan revolusioner dalam hal pencarian data berbasis kecerdasan buatan (AI), yang memanfaatkan teknik deep learning untuk mengolah dan menganalisis data dalam skala besar.Â
Dengan menggabungkan teknologi pencarian canggih dan kemampuan analisis data yang mendalam, DeepSeek menawarkan solusi yang jauh lebih efisien dibandingkan mesin pencarian tradisional.Â
Ini adalah bentuk aplikasi yang menjanjikan untuk berbagai industri yang sangat bergantung pada pemrosesan big data, seperti keuangan, kesehatan, dan teknologi.
Perang Dagang AS-Tiongkok dan Dampaknya pada Industri Teknologi Global
Salah satu faktor yang mempercepat kebangkitan perusahaan-perusahaan teknologi Tiongkok seperti DeepSeek adalah ketegangan geopolitik yang terus berkembang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.Â
Dalam beberapa tahun terakhir, perang dagang antara kedua negara ini telah menyebabkan ketidakpastian besar dalam industri teknologi global, terutama yang berkaitan dengan akses terhadap semikonduktor, chip, dan teknologi AI.
Sanksi perdagangan yang diberlakukan oleh pemerintah AS terhadap perusahaan-perusahaan Tiongkok seperti Huawei dan SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation) telah memengaruhi banyak pemain teknologi di kedua negara.Â
Namun, perusahaan-perusahaan Tiongkok, termasuk DeepSeek, telah berhasil menemukan cara untuk beradaptasi dengan situasi ini, bahkan berpotensi mengubah lanskap industri teknologi secara keseluruhan.
DeepSeek, sebagai pemain baru, dapat memanfaatkan ketidakstabilan ini dengan memperkenalkan produk yang mengurangi ketergantungan terhadap teknologi semikonduktor dan perangkat keras yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar AS, seperti Nvidia.Â
Dengan pemanfaatan teknologi deep learning yang lebih efisien, DeepSeek berpotensi menawarkan solusi yang lebih hemat biaya dan lebih cepat dalam hal pemrosesan data berbasis AI, yang bisa menjadi ancaman langsung bagi perusahaan-perusahaan semikonduktor besar.
Dampak DeepSeek pada Nvidia
Nvidia selama ini dikenal sebagai pemimpin dalam industri chip grafis dan pemrosesan AI, terutama dengan produk-produk unggulannya seperti GPU (Graphics Processing Units) yang digunakan dalam berbagai aplikasi AI, termasuk pelatihan model deep learning.Â
Namun, kehadiran DeepSeek di pasar dapat memberikan dampak besar terhadap perusahaan seperti Nvidia, bahkan mengancam posisi dominannya di pasar.
DeepSeek saat ini menggunakan sekitar 10.000 chip Nvidia, tetapi jika mereka berhasil mengembangkan teknologi yang lebih mandiri atau efisien, ketergantungan ini bisa berkurang.
Hal ini dapat berdampak langsung pada pendapatan Nvidia yang sangat bergantung pada permintaan dari perusahaan-perusahaan AI.
Ancaman terhadap Dominasi GPU Nvidia
Teknologi yang digunakan oleh DeepSeek untuk pemrosesan dan analisis data berpotensi menawarkan alternatif lebih efisien untuk kebutuhan komputasi berbasis AI.Â
Jika DeepSeek mampu menawarkan solusi yang lebih hemat biaya, perusahaan-perusahaan teknologi yang sebelumnya mengandalkan produk Nvidia mungkin akan berpaling ke platform yang lebih murah dan lebih cepat.Â
Hal ini bisa mengurangi permintaan terhadap GPU Nvidia, terutama untuk aplikasi-aplikasi yang lebih spesifik seperti pencarian data berbasis AI dan analisis big data.
Teknologi Pencarian Berbasis AI yang Lebih Cepat dan Cerdas
Sebagai bagian dari inovasinya, DeepSeek tidak hanya mengembangkan perangkat keras, tetapi juga algoritma canggih untuk pencarian data dan analisis AI.Â
Hal ini mengurangi kebutuhan untuk mengandalkan perangkat keras yang sangat kuat dalam pemrosesan data.Â
Nvidia, yang selama ini menjadi penyedia utama bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan chip untuk deep learning dan machine learning, mungkin melihat pasar yang semakin kompetitif di mana perusahaan-perusahaan AI bisa memilih untuk berinvestasi dalam platform perangkat lunak dan algoritma yang lebih efisien.
Pergeseran dari Hardware ke Software
Di masa depan, kita bisa melihat pergeseran paradigma di mana kebutuhan terhadap perangkat keras yang sangat mahal seperti GPU bisa berkurang, sementara teknologi berbasis cloud computing dan software AI yang lebih efisien menjadi lebih dominan.Â
Jika DeepSeek dapat mengintegrasikan software dan algoritma deep learning mereka dengan lebih baik, ini bisa mengurangi ketergantungan pada hardware, yang pada gilirannya memengaruhi permintaan terhadap produk Nvidia.
Menyikapi Perubahan dalam Industri Teknologi Global
Munculnya DeepSeek sebagai pesaing kuat dari Tiongkok memperlihatkan pentingnya inovasi dalam dunia teknologi yang semakin dipengaruhi oleh faktor geopolitik.Â
Perusahaan-perusahaan AS, terutama yang bergerak di sektor teknologi tinggi seperti Nvidia, harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan cepat.Â
Ketegangan antara AS dan Tiongkok telah mengubah dinamika perdagangan teknologi global, dan perusahaan seperti Nvidia harus mempertimbangkan untuk memperkuat kemitraan internasional, diversifikasi rantai pasokan, dan berinvestasi dalam penelitian serta pengembangan untuk mempertahankan posisi mereka di pasar yang semakin kompetitif.
Kesimpulan
DeepSeek bukan hanya sekadar perusahaan rintisan baru; ia merupakan simbol dari pergeseran kekuatan dalam industri teknologi global.
DeepSeek menjadi contoh dari kebangkitan teknologi Tiongkok yang semakin agresif dalam menantang dominasi Silicon Valley, terutama di sektor kecerdasan buatan dan big data. Menawarkan potensi untuk merevolusi cara kita mencari dan menganalisis data.
Kehadiran DeepSeek menunjukkan bahwa perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok bukan hanya berfokus pada sanksi semikonduktor, tetapi juga pada persaingan untuk menjadi pemimpin inovasi di masa depan.Â
Nvidia dan pemain besar lainnya harus bersiap menghadapi tantangan ini dan beradaptasi untuk mempertahankan dominasi mereka dalam ekosistem teknologi global yang terus berkembang.
Â
Referensi:
Metz, Cade., & Meaghan Tobin. (27 Januari 2025). "How Chinese A.I. Start-Up DeepSeek Is Competing With Silicon Valley Giants" https://www.nytimes.com/2025/01/23/technology/deepseek-china-ai-chips.html, Nytimes.com.
Drenon, Brandon. (28 Januari 2025). "What is DeepSeek and why did it cause tech stocks to drop?" https://www.bbc.com/news/articles/c5yv5976z9po. Bbc.com.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI