Dampak dari skandal ini tidak hanya terbatas pada reputasi e-Fishery, tetapi juga mempengaruhi kepercayaan investor terhadap startup di Indonesia.
Ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menilai bahwa kasus ini membuat venture capital menjadi lebih selektif dalam memberikan pendanaan kepada startup.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa mengejar pertumbuhan tanpa integritas dapat berujung pada kehancuran.
Namun, meskipun teknologinya menjanjikan, E-Fishery menghadapi sejumlah tantangan yang perlu dibahas. Salah satu isu utama adalah integritas pegiat startup.
Fraud yang terjadi dilakukan secara sadar dan sistemik. Menunjukkan ketidakprofesionalan dan memunggungi prinsip-prinsip transparansi dan akuntabel dalam konsep tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
Tulisan berikutnya, saya akan mendiskusikan perspektif good corporate governance dalam mengadopsi teknologi melalui teori-teori yang relevan. Bagaimana adopsi teknologi tersebut dapat diimplementasikan sesuai tahap-tahapan yang ilmiah.
Dengan mempelajari dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan transformasi digital, serta mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, kelak eFishery, saya dan Anda, serta sektor perikanan Indonesia secara keseluruhan dapat berkembang lebih baik lagi.
Seperti cita-cita mulia Gibran Huzaifah sebelum perilaku curang, penyakit amatiran di Perusahaan rintisan, menimpanya:
"Saya percaya bahwa pengentasan kemiskinan dan kelaparan dapat dilakukan dengan mendisrupsi sektor pertanian melalui teknologi". Semoga.*
Referensi:
Catriana, Elsa (25 September 2021). Jatmiko, Bambang P., ed. https://money.kompas.com/read/2021/09/25/080000526/mengintip-prospek-industri-budidaya-perikanan-di-tanah-air. Kompas.com.