Survei ini juga menyasar para pemilih pasangan Prabowo-Gibran pada pemilu yang lalu. Menunjukkan bahwa 87,9% pemilih Prabowo-Gibran merasa puas dengan kinerja mereka, dan bahkan sebagian besar responden yang tidak memilih pasangan ini juga menyatakan kepuasan terhadap kinerja pemerintah saat ini.
Tingkat Kepuasan Terhadap Partai Politik
Sorotan utama publik sepertinya terlalu besar kepada hasil survei Prabowo-Gibran, sehingga luput dalam membaca temuan lainnya dari survei Litbang Kompas tersebut.
Ada fakta yang menarik. Temuan Litbang Kompas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap PDI-P hanya 53,2 persen, sementara citra positifnya 56,3 persen.
Angka ini sangat berbeda jauh bila dibandingkan dengan partai lainnya. Jaraknya juga tidak tanggung-tanggung. Nyaris 30 persen.
Partai Gerindra memperoleh tingkat kepuasan sebesar 83 persen dan citra 88,3 persen, diikuti Partai Golkar dengan kepuasan 73 persen dan citra 76,5 persen.
Posisi ketiga ada Parta Demokrat dengan tingkat kepuasan publik sebesar 80,5 persen dan citra 81,4 persen. Ini merupakan angka yang luar biasa untuk Demokrat, mengingat pemilu yang lalu, mereka terseok-seok.
Beberapa pengamat menilai perolehan tingkat kepuasan yang sangat rendah ini terjadi karena PDI-P memberikan kesan sebagai partai yang kurang simpatik dalam melakukan strategi komunikasinya.
Faktor lainnya adalah karena sikap 'oposisi' yang kurang tepat bila ditujukan kepada Jokowi. Karena Jokowi bukan lagi sebagai presiden. Dengan demikian, sikap PDIP tersebut memberi kesan 'balas dendam' belaka.
Oposisi sesungguhnya bukan sekadar 'asal berbeda' dengan kebijakan pemerintah. Merujuk kritik Megawati soal harga menu Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar Rp10.000, seharusnya dibarengi dengan solusi alternatif. Sehingga, kritiknya menjadi lebih konstruktif.
Di 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran, PDIP seolah 'asal' berbeda dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Sikap demikian tidak selalu mendapat sambutan positif dari masyarakat.