Hampir sepekan, berita seratus hari kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran bersama kabinet merah putih masih menjadi trending di selasar media sosial, cetak, dan elektronik. Namun, masih ada fakta yang terlewatkan dari pandangan publik.
Hasil survei Litbang Kompas menjadi pemantik para pengamat politik dari berbagai lembaga, yang begitu bersemangat riuh rendah menjabarkan kajian dan kritik terbaiknya di layar kaca melalui televisi maupun siniar.
Termasuk saya, bahkan sudah menulis dua artikel terkait topik pilihan tersebut. Salah satunya terpilih sebagai Artikel Utama alias Headline. Dan sekarang adalah artikel yang ketiga. Kompasianer dapat mengunjungi dua artikel saya sebelumnya:
Di balik sorotan utama pada 100 hari kerja Prabowo-Gibran, ada satu fakta yang cukup mengejutkan: PDIP, sebagai partai terbesar di parlemen nasional, justru mencatatkan tingkat kepuasan publik dan citra yang sangat rendah dalam periode tersebut.
Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa PDIP, sebagai pemenang pemilu 2024, menghadapi tantangan serius dalam mempertahankan citra positifnya di mata publik?
Pada artikel kali ini, saya akan mencoba memberikan pandangan saya terkait pertanyaan-pertanyaan tersebut. Saya pastikan bahwa tulisan ini tidak ditujukan untuk menjatuhkan PDIP. Apalagi memperkeruh suasana politik nasional.
Di sini, saya hanya akan berbagi pandangan dan saran sebagai seorang kompasianer pemula.
Publik Puas dengan Kinerja Prabowo-Gibran